The Morning Sky After Pain

Shavrilla
Chapter #11

BAB 11 - Jejak Lama, Teman Lama

Tak selang beberapa menit ia tiba di lorong minuman, langsung disambut aroma khas dari deretan rak kayu yang tersusun rapi dengan botol-botol wine dari berbagai negara. 

Rak wine mewah itu memiliki label kecil berwarna hitam keemasan di setiap tingkatnya, menunjukkan kategori: White Wine, Red Wine, Imported Reserve, Sparkling, dan Limited Release.

Matanya segera menangkapnya. Solvère Blanc. Sebuah brand asal Prancis. 

Botolnya ramping, dengan label elegan berwarna putih dan aksen foil emas, tercetak huruf serif tipis bertuliskan: Solvère Blanc – Côte d'Étoile, 2000. 

Leon mengambil satu botol, menggenggamnya hati-hati.

"Pilihan bagus, Pak," ucap seorang staf wanita berseragam gelap dengan senyum ramah.

Leon menoleh sambil membenarkan posisi stroller. "Permintaan dari istri saya. Saya sendiri belum pernah mencoba merek ini tapi saya penasaran dengan cita rasanya."

Staf wanita itu mengangguk sambil tersenyum. "Solvère Blanc punya rasa crisp dengan aroma citrus lembut, cocok dipasangkan dengan salmon atau menu white meat lainnya. Apakah Anda ingin rekomendasi keju pendampingnya juga?"

Leon ramah. "Ya, tolong".

Setelah menyelipkan Solvère Blanc ke keranjang khusus belanja, Leon mengikuti Rion menuju bagian keju impor. 

Mereka melewati rak-rak buah segar yang disusun seperti galeri seni kuliner, lalu memasuki lorong dingin yang dipenuhi aroma khas susu dan fermentasi.

"Untuk wine seperti Solvère Blanc, saya sarankan keju Liora Crème, Pak," kata staf itu sambil menunjuk ke sebuah boks kayu kecil yang memuat keju berbentuk bundar berbalut kertas perkamen. 

"Teksturnya creamy dengan aftertaste kacang-kacangan. Sering dipakai di menu restoran fine dining." Ucap staf itu.

Leon mengambil satu boks. Setelah mengucapkan terima kasih, Leon melanjutkan sendiri ke bagian bahan segar. 

Ia menarik daftar belanja yang sudah ia tulis di ponsel pagi tadi.

Sementara Yuka tetap tenang dalam stroller. Leon memilih salmon filet segar dari rak dingin berlabel "Norval Bay Cut", sebuah merek premium lokal. 

Saat memilih asparagus dan paprika, Leon melihat dua remaja pegawai sedang menata rak, mereka menyapanya dengan sopan.

"Selamat siang, Pak. Kalau butuh rekomendasi saus untuk salmon, kami baru stok Velmaré Herb Glaze, enak untuk dipanggang," ujar salah satu dari mereka sambil menunjuk rak kecil di samping.

Leon tersenyum sambil mengangguk. "Boleh juga. Saya coba satu botol."

Selesai berbelanja, Leon berdiri sejenak di tengah lorong utama, menghela napas pelan.

"Kita istirahat dulu sebentar ya nak". Ucap Leon lelah.

Tak lama Leon melanjutkan berbelanja lagi dan setelah memasukkan bahan terakhir ke dalam kantong belanja yang sudah disiapkan, Leon berhenti sejenak di depan kawasan Velsette Central yang terpajang megah di tengah-tengah aula utama supermarket. 

Miniatur pencakar langit, taman kota, hingga jalur pejalan kaki diproyeksikan dengan efek cahaya yang membuat siapa pun terkesima.

Leon menyandarkan tangan pada stroller Yuka yang masih tertidur dengan tenang, lalu mengangkat ponselnya. 

Ia mengambil dua foto, pertama, close-up Yuka di strollernya, lalu selfie dengan sudut menyamping di mana maket kota yang diproyeksikan menjadi latar belakang.

Foto itu langsung ia kirim ke Disa melalui Chattera.

[Pesan Terikirim ke Disa - 12.10]

"Selesai belanja. Yuka tidur nyenyak, dan aku kelihatan kaya ayah serius di depan proyek properti besar."

|Foto pertama|

|Foto kedua|

"Aku akan makan siang disini, setelah melakukan pembayaran di kasir, jangan lewatkan makan siangmu".

Menyimpan kembali ponsel, kemudian berjalan menuju kasir. Seorang staf muda menyambutnya.

"Selamat siang, Pak. Wah, belanjaannya lengkap sekali hari ini," ucap kasir sambil mulai memindai barcode satu per satu.

Leon menjawab ramah, "Iya, untuk acara makan malam".

Kasir melirik Yuka di stroller dan tersenyum lembut. "Putri anda lucu sekali Pak, dia terlihat sangat tenang, usia berapa Pak?" Tanya staf tersenyum ke arah Yuka.

Sambil mengeluarkan kartu di dompetnya, "iya, terimakasih. Baru empat bulan". Ucapnya datar tapi tersenyum ramah karena tidak tahu cara berbasa-basi.

Selesai pembayaran, kasir menyerahkan struk dan mengucapkan, "Semoga acara makan malam Anda menyenangkan, Pak. Silahkan datang berbelanja kembali."

Leon mengangguk sopan, lalu mendorong stroller menuju kafe kecil yang terletak tepat di sisi kanan pintu keluar, Café Murena, tempat cozy bergaya Skandinavia dengan aroma kayu manis.

Ia memilih kursi pojok yang tenang, menidurkan kembali Yuka setelah menyusu. 

Lihat selengkapnya