The Morning Sky After Pain

Shavrilla
Chapter #13

BAB 13 - Makan Malam, Masa Lalu Disa

Leon menuruni tangga lebih dulu, membuka pintu sambil tersenyum lebar. “Rino! Daniel! Sheilla! Wah, sudah lama banget!”

“Terlalu lama, bro!” Rino langsung menarik Leon ke dalam pelukan singkat. Daniel menyusul, diikuti Sheilla yang menggendong anak kecil dengan pipi tembam dan panjang berponi. Dan Daniel memegang anak kecil satunya dengan rambut model ivy league. Dan Keynita terlihat berdiri disamping Rino dengan membawa buah tangan.

“Ini si kecil, ya?” Leon membungkuk sambil menyapa si bocah. “Hai, namamu siapa?”

“Namaku Elina,” jawabnya malu-malu salah kata dan bersembunyi di balik leher Sheilla.

“Dia memang agak pemalu kalau ketemu orang baru,” kata Daniel sambil tersenyum.

“Dimana Aiden?” Tanya Leon yang melihat sekililing.

“Disini”, tampak Aiden sudah didalam dan duduk di sofa dengan memegang tabletnya.

Rino dan Leon tertawa heran.

“Masuk, masuk! Kalian pasti capek, sebentar lagi Disa turun,” kata Leon sambil mempersilakan mereka masuk. Ia menoleh ke arah tangga dan berseru pelan, “Sayang, mereka udah sampai!”

Tak lama kemudian, Disa muncul dari arah tangga menggendong Yuka, “Selamat datang. Senang akhirnya bisa bertemu lagi,” katanya hangat sambil membungkuk sopan.

“Duh, rumah kalian bagus banget,” puji Sheilla sambil melirik interior rumah yang tertata rapi elegan.

“Yuka lagi tidur, tapi nanti pasti bangun sebentar lagi. Mungkin bisa main sama Elrina,” kata Disa sambil melirik anak kecil yang kini duduk di sofa, memeluk boneka kecil yang dibawanya sendiri. Lalu menaruh Yuka di bouncer bayi.

Rino melempar pandang ke arah Leon, menyenggol lengannya. “Gila, bro. Kamu udah beneran berkeluarga aja sekarang. Apalagi menikah dengan gadis perpustakan ini. Keren.”

Leon cuma tertawa kecil, tatapannya secara tak sadar melirik Disa yang sedang menyiapkan kopi, teh, dan jus. “Iya, ini namanya takdir dan hoki”.

Setelah teh dan jus tersaji, kopi dibawa oleh Leon ke arah ruang tamu, suasana rumah Leon terasa semakin hidup. Para istri duduk bersama di area ruang tamu, sementara Leon, Rino, dan Daniel bergerak ke ruang kerja Leon, membawa minuman masing-masing.

*Obrolan para istri

Di ruang tamu, bersama anak-anak

“Jadi, Keynita masih siaran siang tadi?”tanya Sheilla

Jawab Keynita tersenyum“Iya, sempat siaran breaking news. Tapi langsung izin pulang cepat. Katanya hari ini mau ketemu cinta pertamanya Leon.” Sambil melirik Disa dengan tawa kecil.

“Aduh… jangan gitu dong, aku jadi gatau harus berkata apa.” Disa tersipu malu sambil menggaruk pelan lehernya.

“Selain menjaga Yuka, apa kegiatanmu Disa? apakah kamu juga bekerja?” Tanya Sheilla tersenyum kecil

“Iya aku bekerja sebagai CEO sekaligus pemilik perusahaan fashion multi-brand, Lumiera Group.” Sambil meletakkan gelas yang ditangannya ke meja.

“Lumiera Group?!” Ucap Sheilla dan Keynita serentak kaget hampir menyemprotkan minumannya dari mulut.

“Yang punya cabang di mana-mana itu? Di mall-mall besar, butik dan semua billboard pusat kota itu?” Ucap Sheilla matanya menatap lekat Disa

“Aku kira itu perusahaan asing loh, ternyata kamu yang punya?!” Ucap Keynita sambil menatap Disa cepat.

“Iya, itu usahaku sejak lama. Ada beberapa brand di bawahnya seperti Aurellia untuk fashion wanita, Veluna buat remaja, Little Lumiera untuk anak-anak. Lalu untuk aksesoris dan perhiasan seperti Méra Belle, Caelux, dan Luvé untuk parfum dan body care.” Jawabnya pelan dan profesional

“Gila… Caelux itu sering banget kupakai pas siaran. Dan Luvé, aku suka banget parfum-parfumnya!” Ucap Keynita sebagai pecinta Luvé.

“Aku beli dress dari Aurellia buat wisuda adikku bulan lalu. Nggak nyangka yang punya duduk di depan aku sekarang.” Kata Sheilla bangga.

“Aku bersyukur aja masih bisa kerja dan tetap punya waktu untuk keluarga. Bisnisnya jalan karena kerja tim yang hebat juga.” Jawab disa tersenyum malu.

“Keren banget, Disa. Pantes Leon sekarang kayak penuh cahaya gitu, ternyata istrinya memiliki sinar luar biasa.” Kata Sheilla

Disa menunduk “Aku juga banyak belajar darinya… ini juga bukan hasil pencapaianku murni, ini semua berkat dukungan orang-orang.” wajahnya memerah.

Di satu sisi, di ruang kerja Leon.

*Obrolan para suami

Daniel heran“Bro, gue masih gak nyangka… kamu nikah sama cinta pertamamu sendiri.” Sambil menepuk bahu Leon.

Rino tertawa kecil “Seriusan, dari dulu kamu tuh orangnya kayak tembok. Dingin. Tapi sekarang? Tadi pas buka pintu aja senyumnya tuh… hangat banget.” suara ngeledek di akhir kalimat.

Leon jawab dengan malu- malu “Hidup kadang aneh. Yang dulu gak kebayang, sekarang jadi kenyataan. Tapi… aku bersyukur.”

Rino yang tidak terbiasa dengan sikap Leon. “Ekspresimu sekarang lebih kaya orang bodoh gasih, malu-malu tapi malu-maluin gituh. Yakan Niel”. meminta kepastian ke Daniel.

Lihat selengkapnya