The Morning Sky After Pain

Shavrilla
Chapter #18

BAB 18 - Jejak Takdir di Balik Jendela Emerald

Pagi itu.

Leon bangun lebih dulu, bergerak pelan agar tidak membangunkan Disa yang masih terlelap di kamar.

Dengan gerakan terburu-buru tapi penuh hati-hati, ia menulis sebuah catatan kecil, menempelkannya di atas laci meja samping tempat tidur.

Leon tersenyum kecil, bersiap lalu mengambil tasnya dan bergegas keluar rumah.

Begitu pintu rumah tertutup di belakangnya, Leon menarik napas dalam-dalam.

Ia berjalan pelan ke arah mobil yang terparkir di rumah mereka, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya.

Di tangannya hanya ada dompet dan kunci mobil, tapi di dadanya, ada sesuatu yang lebih besar yang ia bawa.

Dengan rasa bersalah karena tidak mempersiapkannya dengan sempurna karena kurangnya persiapan.

“Maaf ya, Dis…” bisik Leon dalam hatinya. “Aku belum sempat kasih kamu lamaran yang layak.”

Ia membuka pintu mobil, duduk di kursi pengemudi, dan sejenak menatap setir dengan tatapan kosong.

Mesin mobil menyala, tapi Leon belum bergerak.

Pikirannya melayang pada Disa, istrinya yang begitu sabar, begitu kuat. Dan Yuka, gadis kecil mereka, yang sekarang menjadi pusat semesta mereka berdua.

“Aku tahu kamu gak pernah nuntut… Gak pernah minta apa-apa,” pikir Leon sambil menghela napas.

“Tapi aku mau, sekali ini, kasih kamu sesuatu yang bisa kamu simpan seumur hidup.”

Tangan Leon menggenggam kuat setir mobil.

“Hari ini… aku gak cuma beli buku persiapan ujian.”

“Aku mau beli cincin. Cincin kita. Cincin yang seharusnya udah dari dulu ada di jari kamu.”

Ia tersenyum kecil, merasa campuran gugup dan semangat memenuhi dadanya.

Dengan perlahan, Leon menginjak pedal gas, meluncur keluar dari perumahan kecil itu menuju toko perhiasan yang diam-diam sudah ia incar sejak beberapa minggu lalu.

“Tunggu aku ya, Dis. Aku janji, kali ini gak akan ada yang setengah-setengah.”

Mobil itu melaju, membawa sejuta harapan kecil seorang pria yang ingin memperbaiki semuanya untuk keluarga kecilnya.

Leon memarkirkan mobil di depan toko berlian bergaya modern minimalis.

Di atas pintu kaca bening, tertera nama elegan: Velours Jewelry.

Ia menarik napas panjang sebelum melangkah masuk.

Petugas keamanan membukakan pintu toko, disambut aroma lembut khas toko perhiasan.

Seorang wanita muda berseragam rapi segera mendekatinya.

“Selamat datang di Velours Jewelry. Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanyanya ramah.

Leon tersenyum sedikit ragu. “Saya… mau cari cincin, untuk istri saya.”

Mata si pegawai berbinar hangat. “Tentu! Kami baru saja meluncurkan Eternia Vow Collection, cocok untuk pasangan.”

Leon mengikuti langkah si pegawai menuju sebuah etalase kaca, tempat sepasang cincin sederhana namun elegan dipajang.

Salah satunya polos dengan berlian kecil mengikuti garis ukiran, dan satunya lagi bersinar dengan berlian cantik di tengah.

Saat melihat cincin itu, Leon langsung merasa yakin. Seolah cincin itu memang dibuat untuk mereka.

“Yang ini…” ucap Leon, menunjuk cincinnya.

Lihat selengkapnya