Di tempat lain, pada waktu yang sama.
Disa masih berdiri mematung, menatap pintu yang baru saja menutup.
Ia menarik napas panjang. Kenangan lama mulai merayap dari balik pikirannya.
”Lena… apa aku bisa menjaga semua ini?” bisiknya dalam hati.
Gerakan Yuka yang menggeliat dalam gendongannya membuyarkan lamunannya.
“Mama, tulun...” rengek Yuka, ingin turun.
“Ayo kita duduk di sana, Sayang.” Disa menunjuk ke pojok ruangan tanpa menurunkan Yuka.
Ia memilih meja sudut, tempat favorit Leon saat mereka makan bersama.
Yuka duduk di kursi bayi, kemudian Disa memesan makan siang salmon panggang matang sempurna dengan nasi herba dan sayur kukus sementara untuk Yuka Bubur nasi lembut dengan ayam cincang dan wortel kukus.
Pikirannya Disa.
“Apa Leon bekerja dengannya!? Kalau Leon tahu siapa Cedrik sebenarnya, aku mungkin tidak akan bisa menepati janjiku pada Lena.” Bisik hati Disa pelan.
“Tapi seharusnya ini akan baik-baik saja kan, aku tidak berbohong apapun, ini hanya bukan waktunya”. Ucap Disa yang mengkhawatirkan situasi tidak terduga.
“Yang penting sekarang adalah aku bersama Leon dan Yuka,” pikirnya sambil menyentuh lembut kepala anaknya.
Pelayan datang membawa pesanannya, membuyarkan lamunannya.
Di siang hari menjelang sore.
Ruang Rapat Pleno di Gedung Kejaksaan Utama.
Leon yang sedang memaparkan agenda lintas sektoral dengan suara tenang dan fokus. Ia berbicara sebagai Komisioner Etika Hukum dan Keamanan sekaligus perwakilan Kejaksaan.
Di kursi utama, Cedrik duduk sebagai Kepala Jaksa. Ekspresinya tenang menatap layar presentasi namun pikirannya masih pada Disa dan mulai terganggu dengan wajah Leon di depannya.
Matanya tak sengaja terpaku pada Leon. “Disa... dan dia?”Dadanya menegang.
Sesekali ia menggeser pandang, mencoba menyembunyikan kekalutan yang perlahan tumbuh.
“Kalau kita bicara integrasi lintas sektor,” katanya tiba-tiba, nada suaranya terdengar lebih keras dari yang ia maksud, “maka kita juga harus bicara tentang batas kepentingan personal.”
Beberapa kepala menoleh. Leon menatapnya dengan alis terangkat.
Seketika ruangan hening.
Leon menjawab dengan tenang, tapi tajam, “Kepentingan yang tak dipisahkan dari posisi akan merusak pondasi hukum. Itu sebabnya kita di sini.”
Leon melirik pada Cedrik singkat. Kontak mata mereka terjadi sepersekian detik, yang membuat Leon sedikit aneh terhadap cedrik hari ini.
Rapat selesai. Para peserta mulai beranjak pergi. Leon dan Cedrik hampir bersampingan di pintu keluar.
Cedrik sambil berjalan pelan, “Presentasimu… seperti biasa. Tajam dan tak terbantahkan.”