Pagi itu, setelah Leon berangkat lebih awal ke Kejaksaan Utama, Disa masih disibukkan dengan pekerjaan rumah dan Yuka yang belum mau lepas dari gendongannya.
Sementara itu, di ruang kerja Leon di lantai 11 Kejaksaan Utama.
Terdengar ketukan pelan di pintu.
Tok tok~
“Selamat pagi,” sapa Erika dengan membawa kopi sambil membuka pintu, suaranya terdengar ramah tapi ragu-ragu.
Leon mengangguk singkat, matanya tetap tertuju pada map biru yang baru saja ia buka. “Pagi. Ada apa?”
Erika melangkah masuk dan menyimpan kopi di atas meja Leon. “Aku cuma… ingin memastikan. Semalam, semua baik-baik saja kan?”
Leon menatap kopi yang disimpan ke meja sekilas, “terima kasih”. Lalu Leon mengangkat alis menutup mapnya perlahan. “Maksudmu?”
“Kemarin… aku, Adrian, dan Cedrik. kami bertemu Disa di Brevere Dining Room,” jawab Erika hati-hati.
Leon menatapnya sekilas sambil membuka map dokumen yang lain dan tak langsung menanggapi. “Kalian bertemu istriku? Lalu?”
Erika menggigit bibir bawahnya, tampak ragu untuk melanjutkan. “Apa… Disa tidak bilang apa-apa padamu setelah itu?”
Kini Leon benar-benar menatap Erika. “Tidak. Memangnya ada apa? Ada yang terjadi?”
“Hmm.” Erika dengan nada berpura-pura ragu. “Kamu… tahu siapa Cedrik kan?”
Leon yang bingung agak sedikit kesal karena Erika tidak menyampaikan langsung pada intinya.
“Pertanyaan yang aneh. Dia satu angkatan dengan kita, tentu aku tahu. Erika… memangnya kenapa?” ucap Leon dengan nada tegas.
Erika menarik napas. “Kepala Jaksa Cedrik… dia mantan tunangan istrimu. Aku juga baru tahu setelah pertemuan kemarin lalu karena sedikit penasaran aku juga mencari tahu dari berita lama, dan berita itu sempat ramai empat tahun lalu. Pertunangan mereka dibatalkan dua tahun kemudian.”
Leon terdiam. Ia seperti sedang memproses sesuatu.
Erika melanjutkan, lebih pelan. “Aku kira kamu tahu… soalnya, kalau dua tahun lalu mereka putus… berarti hanya berselang beberapa bulan sebelum kalian menikah kan?”
Hening. Leon sedikit gelisah dengan ucapan yang disampaikan Erika.
“Leon… kamu beneran ngga tahu soal ini?” tanya Erika pelan seperti ingin mengorek informasi lebih banyak.
Leon tidak menjawab. Matanya menatap kosong ke arah mejanya. Ada sesuatu yang bergerak cepat di benaknya, ucapan Disa, dan sikapnya yang semalam… semuanya berkumpul jadi satu.
Kenapa Disa tidak pernah cerita? Kalau memang tak ada yang disembunyikan kenapa harus diam? Pikirannya mulai berputar. Apa dia meninggalkan Cedrik waktu itu karena memikirkan Yuka, tapi harusnya dia tidak perlu menutupi hal ini jika benar itu yang terjadi. Dia juga mengatakan mencintaiku sejak lama. Sebenarnya kenapa Disa tidak mengatakan apa-apa tentang Cedrik.” Bisik hati Leon gelisah.
Leon merasa sedikit terkejut dan tidak mengatakan apapun lagi pada Erika. Ia membuka map di depannya hanya untuk segera menutupnya lagi.
“Ya udah, aku… pamit dulu ya,” kata Erika cepat merasa ia sudah melempar api dengan sengaja pada hubungan Leon dan Disa.
Leon mengangguk kosong.