The Morning Sky After Pain

Shavrilla
Chapter #27

BAB 27 - Pertunangan Kekuasaan

Tempat: Gedung Pertemuan Resmi Negara – Aula Maison d’Or, Ibu Kota Elria

Acara: Pertunangan Resmi Disa Moreau Rivera dan Cedrik Valdemar

Musik klasik dari dalam aula terdengar samar.

Disa mengenakan gaun krem brukat yang membingkai siluet tubuhnya, berhiaskan payet berlian yang berkilau lembut di bawah cahaya lampu aula. Rambut disanggul sederhana. Wajahnya tenang.

Sementara Cedrik berdiri di sisinya, mengenakan setelan gelap klasik, dasi senada dengan detail warna gaun Disa. Aura jaksa muda yang tenang dan tangguh.

Cedrik menatap langit yang mulai jingga. “Kita resmi bertunangan sekarang.”

“Bukan keputusan yang kubuat sendiri, tapi… ya.” ujar Disa santai sambil memainkan jari di atas gelas minuman.

Tak selang beberapa lama, setelah sesi foto selesai, Disa dan Cedrik duduk di bangku batu yang menghadap kolam air mancur kecil.

Cedrik memandang jemarinya sejenak, lalu berkata pelan, “Kamu tidak nyaman ya… saat mereka menyuruh kita berfoto berdekatan tadi?”

Disa diam sejenak, lalu menjawab jujur, “Aku tidak suka disentuh tanpa izin. Bahkan oleh tunanganku. Sentuhan itu milik pribadiku bukan alat untuk pertunjukan.”

Suasana hening sesaat.

“Aku mengerti,” ucap Cedrik tenang. “Aku hanya… berharap kamu tahu, aku tidak pernah berniat membuatmu merasa tak nyaman.”

Disa menoleh pelan. “Aku tahu kamu tidak berniat jahat. Tapi niat baik saja tidak cukup untuk membuatku merasa aman.”

Cedrik menatapnya, nada suaranya rendah tapi sungguh-sungguh. “Kamu menjaga jarak. Bukan hanya secara fisik, tapi juga… dari segala hal tentangku. Tapi aku tetap ingin mendekatimu Disa. Bukan untuk memaksa, tapi karena aku benar-benar menyukaimu dan ingin mencintaimu.”

Disa menghela napas pelan. “Kamu bahkan belum benar-benar mengenalku.”

“Aku ingin mengenalmu,” sahut Cedrik lembut. 

“Bukan versi yang dibentuk media, atau versi yang mereka inginkan… tapi kamu yang asli. Kalau kamu bersedia.” lanjut Cedrik pelan.

Disa menunduk sesaat. “Aku belum siap membuka apa pun saat ini. Aku sedang mencoba memahami hidupku sendiri… dan apa yang akan terjadi setelah ini.”

Cedrik mengangguk. “Lalu… pernikahan? Mereka akan mulai mendesak soal tanggal.”

Disa menatap lurus ke depan, lalu dengan suara datar tapi tegas berkata, “Aku akan menikah setelah aku lulus dari IRSM. Itu bukan permintaan, Kak Cedrik. Itu syarat untuk aku tetap bertahan.”

Cedrik hanya mengangguk pelan tidak menanggapi langsung. Ia memutar gelas kosong di tangannya, lalu menatap Disa lagi. “Dan kalau mereka tidak sabar?”

“Aku akan berterus terang pada publik,” jawab Disa cepat. “Bahwa pernikahan ini bukan keputusanku. Dan itu akan jauh lebih buruk bagi mereka daripada menunggu dua tahun.”

Senyum kecil terbit di sudut bibir Cedrik. “Kau memegang kendali dengan caramu sendiri.”

Disa membalas senyum itu tipis. “Bukan soal kendali. Ini soal tetap melindungi diriku sendiri… bahkan jika aku berada di tengah permainan kekuasaan mereka.”

Cedrik menatapnya sejenak sebelum akhirnya berkata, lebih pelan, “Disa… bagaimana kalau suatu saat publik menuntut kita tampil lebih… romantis? Kamu tahu maksudku seperti pegangan tangan, pelukan kecil di depan kamera, atau bahkan ciuman. Hal-hal seperti itu untuk tunangan di tengah sorotan.”

Disa menatapnya lama. Wajahnya tenang, tapi matanya tajam.

“Kalau itu terjadi,” ujarnya pelan tapi tegas, “kita bicara dulu. Tidak ada satu pun bagian dari tubuhku yang akan jadi alat propaganda untuk romansa palsu…”

Batas telah ditetapkan, dan Cedrik memilih tetap duduk di sana, tidak melampaui garis yang dibuat Disa, tapi juga tidak menjauh.

Drttt… drttt…

Suara getaran ponsel membuyarkan kenangan Disa.

Masa kini. Ruang Keluarga Reinhart 2025

Lihat selengkapnya