The mosby

Fahmi Sihab
Chapter #10

End Passing

Hari ini dengan rasa bahagia gua bertemu dengan Aulia. Setelah janjian kurang lebih sejam sebelumnya. Dia selesai ngajar sekitar jam 1an. Jadi gua ajak dia ketemu jam 3 sore. Biar ga terlalu panas pas dia berangkat dan juga biar dia setidaknya punya waktu buat prepare kaya mandi, makan dan mantau. Apapun itu yang depannya M, iya oke ga ada hubungannya sama persiapan ketemu orang. Kalian emang sangat penuh dengan protes.

Gua duduk di depan McDonald Galuh Mas dengan segelas fruittea lemon tea yang gua pesan sambil nunggu Aulia dateng. Gua janjian di sini karena gua rasa ini tempat yang agak deket buat kami berdua. Ga terlalu jauh dari Aulia dan ga terlalu jauh dari gua. lagi pula makanan McDonald kemungkinan semua orang suka, walaupun bukan yang terbaik.

Ga lama berselang Aulia dateng dengan setelan gamis panjang dan tas selempang. Dia bawa motor sendiri dan sejujurnya gua agak sedikit ga enak karena ga jemput dia. Bukan tanpa alasan seperti biasanya, gua ga jemput dia karena gua pengen ngomong langsung diawal obrolan dan pertemuan gua. Dia duduk di depan gua karena restoran sedang menerapkan phisycal distancing. Walaupun tanpa protocol kesehatan semacam ini gua kalo makan ama cewek selalu berhadapan dan menyilang. Ga tahu kenapa gua selalu butuh space yang luas buat naro makanan dan barang-barang gua.

“Udah lama, A?” Aulia bertanya sambil benerin kerudungnya yang agak melenceng efek menggunakan helm.

“Oh, nggak ko. Gimana di jalan lancar?” gua jawab dengan sedikit pertanyaan ice breaking.

“Iya lancar alhamdulillah, aku mesen dulu ya, aku laper banget.” Aulia menjawab sambil berdiri bersiap mau pergi ke kasir.

“Ayo bareng , aku juga belom mesen makanan” gua menjawab dan berusaha menggandeng Aulia dan di tolak dengan goyangan tangan dia.

Kita berdua berjalan menuju tempat order makanan. Gua memesan satu spicy chicken dan satu porsi chiken bite. Aulia memesan satu ricebowl chicken bite dan satu botol air mineral. Kita berdua menunggu tanpa berbicara satu kata pun. Aulia pun terlihat sibuk dengan handphonenya yang ga sengaja gua tengok ternyata lagi ngobrol sama Haris. Gua semakin ragu untuk mengatakan apa yang sebenernya terjadi. Gua ga tega mengatakan semua yang sebenernya terjadi.

“Ayo A, kenapa ngelamun?” Aulia menegur gua yang dari tadi bengong

“Oh iya Aul, aku lagi mikirin kenapa karyawan McD badannya kecil-kecil. Kayanya bakalan lebih lucu aja kalo ada yang segede Deddy Corbuzier. Mungkin orang bisa curiga di samping tempat penggorengan kentang ada alat-alat fitness.” gua menjawab dengan semua jawaban darurat awkward gua. Aulia Cuma tertawa dan pergi ke meja kita duduk di awal.

Kita berdua duduk di meja menaruh makanan masing-masing. Gua ga langsung makan, gua memikirkan kata yang paling layak dan tepat untuk disampaikan ke Aulia. Sementara itu Aulia langsung menyantap ricebowlnya dengan lahap. Mungkin dia memang benar-benar lapar. Karena gua ga nyangka selahap itu, untuk seorang perempuan yang selama ini terkesan sangat jaga tingkah lakunya, sampai sedetail cara dia nyapa seorang cowok.

Lihat selengkapnya