Di pagi hari yang cerah sang putri sedang berada di ruangannya sedang mengurus dokumen – dokumennya. Dari kejauhan terdapat seorang gadis remaja yang menggunakan jubah hitam yang tersenyum licik kepada sang putri. Ia mengambil busur dan mengarahkan panah besinya ke arah meja sang putri, kemudian melepaskan panahnya. “Ctraang!!” bunyi panah yang menerobos jendela ruangan. Dengan sigap para pengawal melindungi putri dari pecahan kaca, dan panah tersebut menancap tepat di atas meja sang putri. ”Tuan putri!! Anda baik – baik saja?” tanya kedua pengawal, ”Aku baik – baik saja” jawab Putri Vanessa. Kemudian ia melihat kembali panah yang tertancap di mejanya ternyata terikat sebuah pesan di panah itu, dengan cepat sang putri langsung membuka surat itu, surat itu berisi: Hai, tuan putri kehancuran 7 kotamu hanyalah permulaan, bersiaplah kami akan menghancurkan negaramu, dan membunuh semua Keluarga Waverly termasuk dirimu”
“Panggil seluruh kakakku ke ruangan P7S ”ujar sang tuan putri. ”Baik” jawab kedua pengawal itu dengan sigap. Ruang P7S adalah ruangan perencanaan 7 saudara, yang digunakan untuk membuat strategi. Ruangan itu dibuat kedap suara, agar tak ada yang dapat menguping pembicaraan mereka. Sesampainya disana ternyata para mentri sudah ada disana sebelum sang putri tiba, “Selamat pagi tuan putri” ujar para mentri serempak “Selamat pagi” jawab sang putri. Kemudian ia pun mengunci pintunya dan duduk di kursinya. “Vanessa, aku punya sesuatu untuk ditunjukkan” ujar Ray. “Ray, sabar tenang dulu biarkan Vanessa bicara lebih dulu, dia kan pemimpin kita ”tegur Candace. “Oh, ya maaf” ujar Ray.
“Baiklah bisa kita lanjutkan sekarang? ada apa tuan putri?” tanya Asher dengan sopan. “Ugh, aku masih belum terbiasa dengan panggilan itu, bisakah kakak langsung memanggil namaku saja? aku berharap di antara kalian ada yang mau mengganti posisiku sebagai pemimpin” ujar Vanessa. “Tidak bisa, kau yang paling mengerti soal politik setelah almarhum kakak tertua kita” ujar Candace. “Bisakah kau jangan berkata almarhum kakak tertua kita? aku masih berharap dia masih hidup” ujar Asher. “ Ya, aku juga” ujar Ray, “Aku yakin kak Anastasia masih hidup, hanya saja dia hilang entah kemana” ujar Karen.
“Bisakah kita langsung ke intinya saja? Kenapa kita harus membahas hal yang sudah berlalu. Vanessa jika kau hanya ingin mengumpulkan kami untuk membahas hal seperti itu aku keluar” ujar Aileen tegas.
“Baiklah jadi aku menemukan panah ini di ruanganku” ujar Vanessa. ”Sebuah pesan?” ujar Candace yang kemudian membaca surat itu. “Ada yang ingin menghancurkan Negara dan keluarga kita” ujar Candace. “Tunggu, panah itu terlihat sama dengan yang aku temukan” ujar Ray sambil mengeluarkan panah yang setengah hancur, dan sebuah alat berbentuk limas. “Apa ini? kok panahnya hancur sih?” komentar Asher. “Panah ini berisi bom berukuran kecil, tapi kerusakan yang dibuat dapat menghancurkan 5 gedung, atau satu desa, akan meledak setelah 1 menit tertancap di sebuah bidang, kalau tidak segera dihancurkan ya bisa meledak” jelas Ray.