08.00 AM
Pagi setelah penggrebekkan istana terjadi. “Cepat evakuasi para pengawal dan pegawai istana!” perintah Ray. Berita penggrebekkana istana yang dilakukan pada malam hari telah menyebar luas ke seluruh pejuru Negeri Dallesca Lothia, tentu membuat para menteri khawatir dengan keberadaan sang putri. “Kakak aku sangat mencemaskan Vanessa” ujar Karen, “Tenang saja, aku yakin Vanesa pasti baik – baik saja” ujar Candace.
“Kak, Vanesa tidak ada di bagian utara dan timur laut istana, Bagian Utara dan timur laut sudah di bantai” lapor Aileen kemudian berjalan mengikuti Candace dan Karen. “Bagian tenggara dan selatan juga” lapor Asher. “Vanesa juga tak ada di bagi barat dan barat daya!” lapor Ray. “Baiklah kalau begitu yang tersisa hanyalah bagian timur, Cepat!” ujar Candace memimpin. Mereka merasa sangat tegang karena takut kehilangan pemimpin dan adik mereka. “itu dia ruangannya!” ujar Karen, diapun membanting pintu.
Seketika mata mereka semua terbelalak, “I…Itukan gaunnya” ujar Aileen “Sungguh apa yang mereka lakukan pada adikku??” pikir Aileen. Karen pun langsung berlari dan memeluk gaun tersebut air matanya mulai berlinang. “Dari pakaiannya, sepertinya dia tidak di bunuh” ujar Candace,“Kalau begitu jangan – jangan….!!” ujar Aileen.“Berhenti berfikir yang aneh – aneh Aileen!” ujar Asher.
“Dia berhasil melarikan diri, ini surat yang dia tinggalkan sebelum dia pergi” ujar Ray. Iapun memberikan sebuah kotak kecil yang tadi menempel di dekat jendela, pada Asher.“Di sini tertulis dia membawa handphone, power bank dan beberapa senjata. Dia juga berpesan untuk tidak menghubunginya, apapun yang terjadi” ujar Asher. “Kau dengar itu? Vanesa baik – baik saja Karen tak perlu cemas lagi” hibur Candace.
“Masalahnya sekarang siapa yang akan menggantikan Vanesa?” tanya Asher, “Biar aku saja! keadaan Kota Verhana Heaven sudah membaik aku bisa mengurusnya dari jauh” ujar Candace. “Baiklah aku setuju saja” kata Ray, “Aku setuju” ujar Karen, “Aku juga” Aileen menimpali. “Asher, apa kau tidak setuju?” tanya Candace. “Huft, jaga dirimu baik – baik adikku” ujar Asher kemudian memeluk Candace, “Karena aku tidak akan memaafkan diriku jika kau dalam bahaya” bisik Asher,” Tentu saja kak” ujar Candace.
16.30 PM di Kota Mediara
Ruangan Karen si mentri kesehatan, di rumah sakit pusat.”Jadi begitulah, masih banyak wabah penyakit yang masih belum ditemukan penawarnya. Hasil dari surveinya adalah tempat yang paling banyak wabah penyakit dan racun yang telah menelan banyak korban dan belum diketahui asal, gejala, dan penawarnya adalah wilayah pedesaan” lapor Ann teman dekat sekaligus partner Karen. “Hmm…..Dallesca Lothia adalah negara maju yang sangat memperhatikan lingkungannya agar tak tercemar, setiap ada penelitian yang baru, kita selalu memikirkan risikonya pada lingkungan dan alam. Itulah kenapa kita masih punya wilayah pedesaan” ujar Kei seorang dokter paling muda dan hebat di Kota Mediara (sekarang mesti ngikut kemanapun Karen pergi).
“Mungkin saja, ada orang yang sengaja membuang bahan kimia semabarangan sehingga bereaksi pada alam dan membuat virus atau racun baru” ujar Kei mengeluarkan pendapatnya. “Ya, mungkin saja” ujar Ann yang tampak menyetujui pendapat Kei, “Menurutku tidak….” ujar Karen. “Haa…? Maksud anda?” tanya Kei dan Ann berbarengan, “Maksudku, seperti yang kau bilang tadi, kita selalu memikirkan risiko penemuan baru itu pada alam, atauu….Membuat alat baru untuk mengurangi risikonya” ujar Karen.
“Maksud anda nona? Apa hanya aku saja yang masih belum mengerti” ujar Ann, Karen pun langsung menatap tajam pada Ann, “A..Apa?” tanya Ann yang mulai merinding. “Oke baiklah, secara batin dan tatapan mata sepertinya saya yang harus menjelaskannnya. Jadi Profesor Ann contohnya seperti ini, kau tau kan kalau mobil dan motor dapat menyebabkan polusi udara? Karena itulah selain kita melakukan reboisasi kita juga telah menciptakan Drone Tree yang dapat mengubah CO2 menjadi O2. Nah, Drone Tree itulah yang menjadi alat untuk mengurangi terjadinya risiko penggunaan mobil dan motor” jelas Kei.
“Oh maaf aku memang sering melupakan teori itu” ujar Ann, “Dasar aneh, itukan teori dasar!” pikir Kei dan Karen.”Tapi tetap saja apa maksud anda berkata seperti itu?” tanya Kei, “Haah~ jadi kau masih belum mengerti ya? maksudku mana mungkin ada hal seperti itu, buang sampah sembarangan saja suruh bayar 5 Exp, apalagi disini kalau sudah melakukan 2 kali saja dan di lakukan orang yang sama pasti dilipat gandakan” ujar Karen. “Anda tak pernah melihat berita yang beredar di acara tv, atau sosial media ya?” tanya Kei agak gemas. “Sosmed lagi…Sosmed lagi bosen!” pikir Karen dan Ann.
“Bukankah sudah jelas sejak ada teroris yang menjalankan aksinya di sini. Kota kita yang higienis perlahan berubah menjadi kota yang kotor. Beberapa kali di siarkan ada orang yang kabur dari polisi hanya karena denda buang sampah sembarangan. Kalau hal kecil itu seperti itu saja sering muncul, maka bukan hal yang mustahil lagi hal yang aku perkirakan dapat terjadi” ujar Kei. “Hhh…Baiklah cukup untuk laporannya” ujar Karen, “Kalau begitu aku permisi dulu, ada sedikit urusan penting” ujar Ann. “Oh, tentu silahkaan” ujar Karen, “Baiklah, permisi” ujar Ann. iapun pergi keluar. “Haaaahhhhh…...........Adikku hilang, kerjaan belum selesai, warga kota makin menyebalkan. Kapan aku lepas dari semua jabatan ini?!” ujar Karen meluapkan kekesalannya.