10.30 AM in Casino Ware’s
Amerlie sedang berada di dalam ruangan interogasinya. Ia duduk disebuah kursi empuk berwarna merah-hitam, didepannya terdapat meja hitam, dan ada plakat nama bertuliskan Ms.Amerlie, sambil mellipat tangannya dan menantap tajam kedepan. “Panggil tahanan B327 kesini sekarang” ujar Amerlie dingin pada pengawalnya, “Baik nona” ujar sang pengawal. Selang lima menit datanglah seorang pria bertubuh tinggi, berambut gondrong berwarna biru dongker,matanya tertutup oleh rambutnya tangannya dipenuhi dengan luka.
Pria itu duduk di sebuah kursi kayu, tangannya diikat kebelakang. Amerlie pun berdiri dan mendekati pria itu dengan berjalan santai. “Katakan padaku, dimana harta kecil Geralda dan Lily di sembunyikan” ujar Amerlie, “Sampai kiamat pun aku takkan sudi mengatakannya padamu, dasar boneka bodoh!” ujar pria itu dengan sengit. Amerlie pun memicingkan matanya, Amerlie pun berdiri “Siram dia dengan air dingin!” perintah Amerlie, “Baik nona” ujar para pengawal,“Byuur”.
“Hhh…hhh…” pria itupun mendesahkan nafasnya, “Ayolah, semuanya sudah kutawarkan padamu. Harta, kebebasan….”ujar Amerlie. “Oh ya ku dengar katanya kau tertarik padaku, aku bisa jadi milikmu kapan saja asal kau memberi tahuku dimana harta itu” goda Amerlie sambil mengelus dagu pria itu. Namun dia hanya memalingkan wajahnya, “Jangan harap! Walaupun kau mirip dengan istriku dulu, mana sudi aku menerimamu atau bahkan memiliki wanita tak punya hati dan kejam seperti dirimu. Ku ingatkan saja, istriku bisa saja menghancurkanmu dalam sedetik jika melihat tingkah lakumu” ujar pria itu dengan sombong.
“Owh, menarik. Cinta mati dengan satu wanita…payah, tanpa melihat masih ada yang lebih baik darinya. Tapi sayang, sepertinya kau terlalu bergantung dengan istri imajinasimu itu” ujar Amerlie yang mengeluarkan silet dari sakunya “Dasar pria lemah!” ujar Amerlie kemudian menggoreskan silet itu ke pipinya. “Ingat saja nona, aku takkan pernah mengatakan di mana harta itu walau kau akan memenggal kepalaku sekalipun, dan lagi lain kali jika mau menawarkan tubuhmu pada orang, jangan pernah tawarkan padaku karena aku takkan pernah tertarik, tawar saja pada pria mesum, atau jadi pelacur saja sana! Dasar wanita tak sadarkan diri” ujar pria itu.
“Baiklah, mungkin dia benar, lama – lama aku jadi bosan main dengannya. Oh ya, satu hal lagi, mungkin aku akan mempertimbangkan kematianmu besok. Bawa dia pergi!” ujar Amerlie. “Hmmp….Aku harus cepat menyelesaikan negara ini. Sebelum mengambil harta itu, hhh….Pria itu memang tak berguna” pikir Amerlie.
Tiba-tiba…………….
“Dooonnnngggg………” tiba – tiba terdengar bunyi lonceng besar, “Kapal Z34 akan segera berlayar menuju pulau buatan Casino Ware’s”. “A…Apa Casino?!” ujar Vanessa terkejut, “Ness, kita harus~”ujar Ace, “Sudah terlambat Ace pintunya sudah di tutup!” ujar Vanessa, “Sial! kita berdua malah beneran kejebak di sini” ujar Ace. “Tunggu saja, walau lama ada kemungkinan kapal ini akan segera kembali ke Dallesca Lothia kan?” tanya Vanessa, “Atau lebih tepatnya Kota Lilie’s? mungkin saja! tapi itu akan memakan banyak waktu” ujar Ace.
Kemudian iapun duduk, Vanessa pun juga ikut duduk bersamanya. “Ngomong – ngomong tadi kalau tidak salah aku dengar ada kata Casino?” ujar Vanessa, “Maksudmu Casino Ware’s? kapal ini akan membawa kita ke pulau buatan yang terpencil agak dekat dari wilayah Negara Dallesca Lothia sih” ujar Ace. “Ware ya? sepertinya aku sering dengar tapi di mana ya?” ujar Vanessa mulai mengingat – ingat. “Jendral Ware Agerson. Ku dengar dia menghadiahkan sebuah tempat Casino untuk putrinya, si bungsu karena sudah sukses mendirikan perusahaan dan menjadi saingan kakakku” ujar Ace.
“Tunggu! Apa kau bilang?! Putri, bungsu?! Tidak mungkin! Aku sudah tinggal di istana bersama keluarga Jendral selama 10 tahun, dan jelas sekali dia tidak mempunyai anak perempuan atau anak ke-dua. Nicholas Agerson itu dia anak semata wayang” ujar Vanessa. “Mungkin dia belum lahir kali” ujar Ace santai, “Memangnya berapa usianya?” tanya Vanessa. “Kudengar sih katanya 25 tahun” ujar Ace, “25? Hanya selisih tiga tahun dengan Nicholas, sedangkan Aku sudah tinggal bersama Nicholas sejak dia umur 18 tahun, itu sudah hal yang mustahil jika aku tidak mengenalnya. Aku selalu ingat apa yang di katakan jendral, ‘tak peduli apapun gender anaknya dia akan membanggakannya pada dunia dan takkan pernah menyembunyikannya’. Ace aku yakin pasti ada yang tak beres dengan hal ini” ujar Vanessa.