Siang itu di Casino Ware’s………….
Ace menceritakan semua yang terjadi selama ini. “Sebenarnya masalahnya lebih besar dari pada itu sekarang” ujar Anastasia. “Apa maksud kakak?” tanya Vanessa. “Di dalam kepala Ace dan kakak – kakaknya yang lain sudah ditanam sebuah chip. Aku memang tidak tau banyak soal chip itu. Karena soal itu Nicholas yang merancangnya, tapi saat aku hilang ingatan Nicholas sendiri yang memberi tahukannya. Sewaktu – waktu chip yang ada di dalam kepala mereka akan aktif, dan ketika aktif bisa mengambil alih kesadaranmu, tapi sebenarnya itu juga membutuhkan proses yang lama. Tapi jika Orang yang di tanam chip itu merasa stress, sedih atau apapun pikiran negatif, akan semakin mempercepat prosesnya, dan membuatnya terlihat seperti orang berkepribadian ganda” Jelas Anastasia.
“Lalu apa yang harus kita lakukan?! Aku tidak mau partnerku menjadi seperti itu!” ujar Vanessa. “Ada 3 cara yaitu : Ace dan saudaranya yang lain harus di operasi kepalanya itu yang paling mudah, dan cara ke dua dengan mematikan chip itu. Cara ke tiga melawan sendiri robot itu (orang yang ditanam chip)” ujar Anastasia. “Saat ini aku tidak tau apa chipnya sudah aktif atau belum tapi Ace harus cepat – cepat di selamatkan. Jadi kalian harus segera kabur dari sini” ujar Anastasia. “Oi, Disini ada labkan? Kenapa tidak di operasi di sini saja?” tanya William. “Tidak bisa, Semua ilmuwan dan dokter di labku sudah mengenali wajah seluruh keluarga kalian.” ujar Anastasia.
“Tapi kenapa kau bilang kami harus kabur? Kenapa tidak antarkan kami ke tempat lain?” tanya Ace. “Kalau aku membantu kalian keluar dari sini, maka mereka akan menyadari kalau aku sudah sadar” ujar Anastasia. “Sudah tidak ada yang jadi misteri lagi kan semuanya sudah terungkap?” ujar Ace. “Tidak belum semua, siapa yang membunuh orang tua kita? Dan yang tau tentang itu hanyalah Candace, andai kepalanya tidak terbentur waktu itu. Oh ya, sebelum itu aku ingin berikan sesuatu pada Vanessa” ujar Anastasia.
Anastasia pun membuka sesuatu di laci mejanya, sebuah alat senjata. “Hei tunggu! Itu bukannya alat yang sama yang digunakan Kak Xavier?” ujar Ace. “Ya, ini alat yang sama” ujar Anastasia, kemudian memasangkan senjata itu di telapak tangan Vanessa. “Kau tekukkan ibu jari mu seperti ini, nanti akan keluar api” ujar Anastasia, “Seperti ini?” tanya Vanessa yang kemudian mempraktikannya, kemudian semburan api pun keluar dari tangannya. “Uwoo..!!” ujar Vanessa yang terkejut melihat apinya, “Yak seperti itu anak pintar” ujar Anastasia. Kemudian Anastasia mengambil sesuatu dari kantungnya “Dan ini untuk kalian berdua, agar kalian bisa berkomunikasi denganku, dan yang satu ini berikan pada saudara kita yang lain Vanessa!” ujar Anastasia.
“Jadi nanti kalian berdua kabur dari sini, pergi ke Kota Mediara. Kalau bisa telpon yang lain untuk berkumpul di sana. Dan William, mungkin kamu gak akan suka mendengarnya kau di penjara lagi dulu untuk sementara” ujar Anastasia. “Kau yakin bilang itu penjara? Lebih mirip dengan kamar di hotel tau!” ujar William. “Ya begitulah, nanti aku, William, dan Paman Raider akan menyabotase tempat ini. Vanessa kalau sudah sampai di sana segera evakuasi masyarakat ke Negara Estanasia. Dulu aku sudah banyak membantu negara itu, dan kau juga sudah banyak berkerja sama dengan pemerintah negri itu kan? Dia pasti mau membantu kita.” ujar Anastasia.“Dengar, kita akan berperang di Kota Geralda beberapa minggu lagi. Jadi segera siapkan semua yang di perlukan mengerti?” ujar Anastasia. “Ya” jawab Vanessa dan Ace serempak, “Kalau begitu kita mulai!!” ujar Anastasia.