Vanessa berkerja secepat mungkin. “Ini tidak bisa di selesaikan dengan cepat! Aku butuh bantuan!” ujar Vanessa. “Berusahalah sekeras mungkin! Adeline pasti akan segera datang!” ujar Sheila. “Braaakkk!!!”. Terdengar suara bantingan pintu yang cukup keras. Rupanya itu Anastasia. “Vanessa!!!” panggil Anastasia. Ia pun segera berlari menghampiri Vanessa, kemudian membantunya mematikan Chip-nya. “Kak Anastasia dimana Kak William??” tanya Sheila. “Dia sedang mengurus hal lain, sebentar lagi juga pasti akan segera menyusul” jawab Anastasia.
“Brraaakkkk!!!!” lagi – lagi terdengar suara ledakan. Sandra nampak terlempar ke dinding. “Adeline!!!” seru Sheila gembira. Rupanya pasukan Dallesca Lothia berhasil maju sampai ruangan pusat kendali. “Kita harus segera menyelesaikan semua ini” ujar Anastasia. Ia pun kembali Adeline pun berlari menyusul Anastasia dan Vanessa. Lalu ikut membantunya. “Sebenarnya masih ada lagi bom – bom yang harus kita gagalkan” jelas Anastasia. “Apa?!” ujar Vanessa dan Adeline serempak. “Makanya kita harus cepat!” ujar Anastasia lagi.
Beberapa saat kemudian…………..
“Yah! Kita berhasil!!!” ujar Vanessa gembira. “Chipnya sudah berhasil kami matikan, sekarang tinggal urus bomnya saja” ujar Anastasia. “Aarrrggghhhh!!!” jerit Xavier. Candace pun langsung menghampiri Xavier. “Hei, kau baik – baik saja?” tanya Candace. “Apa yang sedang terjadi?” tanya Xavier.
“Kak Xavier!!” ujar Kai yang segera menghampirinya. “Gak ada waktu untuk menjelaskannnya. Yang terpenting sekarang adalah keluarga Waverly sama sekali tidak bersalah kak. Justru mereka korbannya, sekarang kita sedang berada di tengah pertempuran.” jelas Kai. “A…Apa?!” ujar Xavier. “Kaii!! Awas!!!” ujar Karen memperingatkan. Sebuah peluru mengarah pada mereka. “Minggir!!” ujar Kai sambil mendorong Xavier dan Candace. “Arrhhh!!” jerit Kai. Peluru itu meleset namun sempat membaret pergelangan tangan Kai. “Dassaar!!” ujar Kai geram ia pun balik menyerang.
Sedangkan itu di dunia pikiran Kayla……..
“A…Ada apa ini?! Hei! Apa yang telah terjadi denganmu?!” ujar Kayla. “Ugh, Kayla sepertinya aku sudah tak bisa membantumu lebih jauh lagi…….” ujar Sandra yang mulai melemah. “A..Aku sudah mulai di non-aktifkan….Maaf aku, aku sudah tidak bisa membantumu lagi…” ujar Sandra. “Apa?! Tidak bisa….!!!” ujar Kayla. “Kayla, masih ada satu cara lagi untuk terus mengaktifkanku….Armor yang sedang kita kenakan….memiliki akses ke seluruh lab. Dan kau bisa menggunakan itu….” ujar Sandra terputus.
“Untuk mengaktifkan kembali program yang telah dinon-aktifkan…Cepatlah sebelum aku benar – benar lenyap….” ujar Sandra. “Tak akan ku biarkan kau lenyap!! Kerja sama kita masih belum selesa” ujar Kayla.