“Ugh…Ummhh…”, Vanessa pun membuka matanya. Tiba – tiba saja, ia sudah berada di tempat yang tidak ia kenali. Namun ia melihat saudara – saudaranya bertarung. “Dimana ini?” tanya Vanessa. “Nessa!” panggil Ace. Ia tiba – tiba datang dari belakang. “Ku kira kau masih berada di lab. Kau sudah sadar? Hei! Kau baik – baik saja kan?” tanya Ace. “Ya” jawab Vanessa singkat. “Bagaimana kau bisa ada di sini?” tanya Ace.
“Aku….Tidak tau. Tapi, ini di mana?” tanya Vanessa. Ace mengangkat sebelah alisnya. Ia bingung dengan apa yang di katakan partnernya. “Dia bisa kesini tapi tidak tau ini di mana. Dasar aneh!” pikir Ace. “Dengar, tadi kau pingsan karena di setrum oleh Sandra. Lalu saat aku menyerang Sandra, Kak Candace bilang tiba – tiba kau hilang. Sekarang kau berada di pesawat atau apalah namanya” ujar Ace.
“Lalu kenapa tiba – tiba bisa ada Kak William? Kenapa kita bisa ada di sini?” tanya Vanessa. “Sebaiknya jangan bicarakan di sini kita sedikit minggir saja biar aman” ujar Ace. Ia pun menarik tangan Vanessa. Lalu Ace membuat semacam tabung es yang mengurung mereka. “Setindaknya ini bisa menjadi benteng kita untuk sementara” ujar Ace. “Pertama aku ingin kau menjelaskan apa saja yang terjadi padamu? Kenapa kau tiba – bisa ada di sini?” tanya Ace.
Vanessa pun menceritakan semuanya. Tentang bagaimana tiba – tiba dia berada di masa lalu. Juga tentang kesalah pahaman yang terjadi. “Jadi begitu….” ujar Ace. “Lalu apa saja yang terjadi selama aku tidak ada di sini?” tanya Vanessa. “Setelah kau pingsan…..Ya…Aku…” ujar Ace malu – malu. Wajahnya memerah. “Kau?” ujar Vanessa. “Aku marah dengan Sandra ketika dia mencelakaimu. Begitu juga dengan Kakakmu Ray. Dia bertarung melawan Sandra dengan lebih serius dan imbang. Bahkan mereka bertarung sambil mengumpat” ujar Ace.
“Owh, biasanya dia tidak akan semarah itu” ujar Vanessa. “Gila! Dia benar – benar gila!! Mereka berdua bertarung dengan membabi buta!!! Bisakah kau percaya itu?” potong Ace yang memotong pembicaraan. “Umm…Ya…Bagaimana cara kakakku mengatakannya?” tanya Vanessa. “Umm…Aku tak bisa menirukannya. Tapi, kau tau mereka bertarung sampai Ray melepas mantel yang tadi dipakai, dan merobek lengan bajunya. Sedangkan itu Kak Anastasia mendapat telpon dari Kak William” jelas Ace.
Ia pun menghela nafasnya sesaat. Lalu kembali bercerita. “Kak William bilang, Nicholas dan para anak buahnya melarikan diri ke pesawat terbang. Kau tau? Pesawat terbangnya mirip sekali dengan pesawat UFO. Lalu tiba – tiba lantai begetar dengan kuat. Dan Blaarr!!! Pesawat itu menerobos ke atas! Jadi ternyata pesawat itu sebenarnya ada di bagian ruang bawah tanah.” Jelas Ace. Ia nampak sangat bersemangat menceritakan semuanya kepada Vanessa.
“Lalu, Nicholas membuka pintu pesawat itu. Ia memberi Kak Kayla kesempatan untuk masuk kedalam pesawat. Saat Kayla berhasil masuk, mereka hendak melarikan diri. Tapi, tiba – tiba pintu pesawat itu kembali terbuka lebar. Rupanya Jendral Raider dan Kak William yang melakukannya untuk menyelinap masuk. Dan terjadi pertarungan di dalam pesawat yang akhirnya Kayla, Jendral Raider dan Kak William terjatuh dari pesawat. Dan mereka kembali bertempur. Sementara Nicholas kabur entah kemana.
“Dan sekarang seperti yang kau lihat pertarungan masih berlangsung. Kak Anastasia dan Kak Adeline berusaha mematikan bom yang terpasang, juga berusaha merebut kendali pesawat. Dan yang paling merepotkan adalah Kak Kayla.” Jelas Ace. “Kita harus menghentikan kesalah pahaman~” ujar Vanessa. “Dan kegilaan diantara mereka berdua” ujar Ace. Lagi – lagi ia memotong pembicaraan Vanessa.
“Ya, sebelum mereka berakhir menyedihkan seperti di cerita komik – komik” ujar Vanessa. “Jadi, jika kau terakhir kali melihatnya di pesawat ini, ada kemungkinan robot peniru itu masih berada di sini” ujar Ace. “Kenapa kita harus mencari robot peniru itu?” tanya Vanessa. “Kak Kayla sulit percaya pada seseorang jika dia sedang marah. Kita harus bisa membuktikannya” ujar Ace.
“Bagaimana jika robot itu tidak ada di sini?” tanya Vanessa. “Ya, kita harus pakai cara tersulit” ujar Ace. “Kalau begitu dengan kata lain kau mengajakku untuk keluar dari peperangan ini” ujar Vanessa. “Kalau tidak mau pakai cara apalagi?” tanya Ace. “Ya sudah sekarang hancurkan esnya” ujar Ace. Vanessa pun mencairkan benteng es-nya. Mereka pun menyelinap pergi ke ruang lain pesawat. Tak ada seorang pun yang menyadarinya.
“Bagus, gak ada yang nyadar!” ujar Ace. “Sekarang apa rencanamu?” tanya Vanessa. “Nah itu yang jadi masalahnya! Aku gak punya denah pesawatnya” ujar Ace. “Heee…..Gimana sih?!” ujar Vanessa. “Gimana kalo kita asal jelajahin aja? Kayak di Casino Ware’s? bedanya gak ada petanya” usul Vanessa. “Yaah…Kayaknya memang sudah gak ada pilihan lain. Ya sudah kit lakukan saja” ujar Ace.