The Mystic Armaments: Arcana

Razze Pahlevi
Chapter #2

Chapter I

Tangerang Raya tahun 2043. Sebuah kota di Indonesia yang bisa dibilang cukup maju. Dua puluh tahun yang lalu kota ini sempat hancur akibat peperangan yang terjadi. Namun sekarang kota ini menjadi salah satu kota dengan tingkat harapan hidup paling tinggi di dunia. Hal ini dikarenakan selain dengan kemajuan teknologinya kota ini juga memperdulikan tentang alam. Sehingga kota ini menjadi eco-city dengan teknologi yang sangat maju.

“Pemberhentian berikutnya, Serpong! Pemberhentian berikutnya, Serpong!” Terdengar suara dari interkom yang terdapat pada sebuah kendaraan umum berupa monorail. Beberapa saat kemudian monorail pun berhenti dan penumpang pun turun bergantian dengan penumpang yang masuk.

Di antara para penumpang yang turun itu terlihat seorang pemuda yang berumur sekitar 20 tahun yang sedang melihat peta di smartphone-nya. Pemuda itu memiliki ciri fisik berupa rambut hitam dengan gaya mangkuk yang sedikit panjang, iris mata biru dengan tatapan sayu, tinggi badan 190 cm dengan postur tubuh agak kurus dan kulitnya yang berwarna putih pucat. Dia mengenakan sebuah jaket hoodie berwarna hitam dan sebuah celana jeans hitam, serta sepasang sepatu sneakers berwarna hitam sebagai alas kaki.

Pemuda tersebut berjalan menuju sebuah pintu keluar stasiun dan mendekatkan smartphone-nya ke sebuah sensor palang pintu otomatis, kemudian palang tersebut pun terbuka. Pemuda itu pun berjalan meninggalkan stasiun monorail. Dia berjalan kaki sambil menikmati pemandangan berupa bangunan-bangunan tinggi menjulang yang dihiasi dengan tanaman-tanaman mini dan di sekeliling bangunan-bangunan tersebut terdapat taman-taman yang indah.

“Ternyata lokasi perpustakaannya lumayan jauh juga dari stasiun monorail, harusnya aku naik motor saja dari rumah. Tapi enggak apa-apa, pemandangan di sini lumayan juga.” Kata pemuda itu sambil melihat peta di smartphone-nya sambil terus berjalan.

Ketika melewati sebuah tempat yang cukup sepi pemuda itu mendengar suara teriakan orang yang meminta tolong. Pemuda itu pun segera berlari menghampiri tempat di mana suara itu berasal. Sesampainya di sana dia melihat dua orang pria yang sedang berkelahi. Pria yang satunya terbaring lemas dengan tubuh penuh luka, sementara pria yang satunya lagi seperti bersiap untuk menghabisi nyawa musuhnya.

“Hentikan!” Teriak pemuda itu.

“Apa kamu juga berasal dari Paladin?” Tanya pria yang hendak menghabisi nyawa musuhnya tersebut. Di tangan kanannya terdapat sebuah keris yang mengeluarkan aura berwarna hitam.

“Aku sama sekali enggak mengerti apa sedang terjadi, tapi aku enggak bisa membiarkan sebuah pembunuhan terjadi tepat di depan mataku.” Pemuda itu pun mengeluarkan sebuah buku yang cukup tebal dengan sampul yang terbuat dari perak dan pada sampul depannya terdapat ukiran timbul yang berbentuk bulan sabit berwajah. Buku tersebut pun terbuka dengan sendirinya dan tiba-tiba muncul tulisan-tulisan serta gambar pada lembaran kertas kosong di buku tersebut.

“Tenyata kamu seorang User juga ya? Biar kuberitahu, Mystic Armament-ku ini bernama Setan Kober! Tidak ada pertahanan apapun yang dapat menghentikan serangannya.” Jelas pria itu.

“Oh, kalau itu aku sudah tahu kok!” Kata pemuda tersebut sambil membaca tulisan yang muncul secara tiba-tiba di bukunya.

“Eh?!” Pria itu pun terkejut mendengarnya. “Kalau begitu bersiaplah!” Pria itu pun melancarkan serangannya, aura hitam pada kerisnya terkumpul pada satu titik dan pria itu menembakan aura hitam tersebut layaknya laser.

“Ceroboh sekali!” Tiba-tiba muncul sebuah cermin raksasa di depan pemuda tersebut sehingga membalikan tembakan aura hitam dari Setan Kober dan mengenai penggunanya sendiri. Pria itu pun langsung jatuh tersungkur.

“Mustahil! Bagaimana bisa? Serangan dari Setan Kober tidak bisa dihentikan dengan pertahanan jenis apapun.” Kata pria itu masih tidak percaya dengan apa yang telah dialaminya.

“Biar kuberitahu! Setan Kober-mu yang memiliki efek seperti itu merupakan sebuah Mystic Armament yang luar biasa, akan tetapi bukan berarti dia tidak memiliki kelemahan. Memang pertahanan sekuat apapun tidak bisa menghentikan serangannya tapi bukan berarti arah serangannya tidak dapat dibelokkan.” Jelas pemuda itu.

“Apa?!” Pria itu pun terkejut ketika mendengarkan penjelasan pemuda tersebut.

“Segala hal di dunia ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, tidak terkecuali untuk Mystic Armament. Nama Mystic Armament-ku adalah The Moon, kekuatannya adalah mengungkapkan keunggulan dan kelemahan dari Mystic Armament lawan dan mewujudkan objek yang menjadi kelemahan dari Mystic Armament lawan setelah membaca semua tulisan yang muncul secara tiba-tiba pada halamannya.” Lanjut pemuda tersebut.

“Kekuatan yang sangat menakutkan! Kalau begini aku sama sekali tidak punya kesempatan untuk menang melawannya. Lebih baik aku melarikan diri saja.” Gumam pria itu di dalam hati. Pria itu pun mencoba untuk bangkit dan kemudian melarikan diri dari tempat tersebut.

Setelah mengalahkan musuhnya pemuda itu pun teringat dengan pria yang sedang terluka dan terbaring lemas tadi. Dia pun segera melakukan panggilan darurat melalui smartphone-nya untuk meminta bantuan. Tak lama kemudian ambulans pun datang untuk membawa pria yang terluka itu. Pemuda itu pun juga ikut naik ke ambulans tersebut.

“Terima kasih karena anda sudah mau menolong saya! Maukah anda mendengarkan permintaan terakhir dari saya?” Pinta pria yang sedang terluka tersebut.

“Bicara apa anda ini? Tenang saja! Kita hampir sampai di rumah sakit dan para dokter pasti akan berusaha semaksimal mungkin.” Kata pemuda tersebut.

Lihat selengkapnya