The Mystic Armaments: Arcana

Razze Pahlevi
Chapter #3

Chapter II

Tangerang Raya, 2 tahun sebelumnya. Di sebuah restoran sushi terlihat dua orang remaja laki-laki yang sedang berbincang sambil menunggu pesanan mereka. Kedua remaja laki-laki tersebut tidak lain adalah Levin dan Darius.

“Tumben sekali kamu mentraktirku makan sushi! Ada apa?” Tanya Levin.

“Aku mentraktirmu hari ini karena sekarang aku sudah menjadi User juga. Lihat ini!” Darius menunjukkan kedua tangannya dan tiba-tiba muncul sepasang sarung tangan yang membungkus kedua tangannya.

“Keren! Apa kekuatannya?” Tanya Levin.

“Setiap ujung jariku bisa mengeluarkan benang-benang tipis tapi sangat kuat dan tajam.” Jawab Darius.

“Kalau begitu kamu enggak bisa bertarung secara frontal. Kayaknya kamu harus belajar cara menggunakannya.” Jelas Levin.

“Aku juga mikir begitu sih! Oh iya, kamu itu User juga kan? Bagaimana kalau sudah lulus nanti kita daftar jadi anggota Paladin?” Usul Darius.

“Enggak ah!” Levin pun menolak usulan Darius.

“Loh kenapa?! Jadi anggota Paladin itu kan keren!” Kata Darius.

“Ya, emang sih keren! Tapi tugas dari Paladin itu berat karena harus melindungi orang-orang, ditambah lagi akhir-akhir ini banyak terjadi terorisme.” Jelas Levin.

“Terserah kamu ajalah! Yang jelas aku masih mau jadi anggota Paladin.” Kata Darius.

“Maaf, pesanannya tuan!” Seorang pelayan pun datang dan membawakan pesanan mereka berdua.

“Ayo kita makan!” Kata Darius dan akhirnya mereka berdua pun makan dengan lahap.

***

Tangerang Raya, tahun 2043 masa sekarang. Alarm berbunyi dan menunjukkan waktu pukul 09:00. Levin pun terbangun dengan mata yang masih terlihat mengantuk dan kemudian mematikan alarmnya. Levin pun segera bangun dari tempat tidurnya untuk mandi. Setelah mandi dan berpakaian dia pun berjalan pergi dari rumahnya. Dia berniat untuk mencari petunjuk tentang keberadaan gadis yang ada di foto yang telah diberikan padanya.

Levin pun berkeliling kota sambil mengecek berita melalui smartphone-nya. Akan tetapi dia sama sekali tidak menemukan berita terkait tentang organisasi Paladin. Dia pun berpikir sejenak dan teringat dengan temannya yaitu Darius yang bergabung dengan Paladin. Dia pun segera menelepon Darius melalui sebuah aplikasi di smartphone-nya.

“Halo, Darius? Kata Levin.

“Ya, ada apa? Tumben kamu menelepon!” Kata Darius di telepon.

“Apa kamu ada waktu? Aku mau ngomong sesuatu yang penting.” Kata Levin.

“Ya sudah, kamu datang saja ke apartemenku! Kebetulan aku libur hari ini.” Kata Darius dari telepon.

“Ya sudah, aku ke sana.” Levin pun menutup teleponnya dan bergegas menuju apartemen Darius.

Apartemen Darius terletak di daerah Serpong dan tidak jauh dengan stasiun monorail di sana. Levin pun memutuskan untuk pergi ke sana dengan menggunakan monorail karena akan lebih mudah dan juga nyaman. Sesampainya di sana dia berjalan dari stasiun ke sebuah bangunan dengan ketinggian 100 lantai yang tidak lain adalah apartemen tempat Darius tinggal. Levin pun segera masuk ke tempat tersebut dan ketika di depan sebuah kamar dengan nomor 234 dia pun memencet bel pintu.

“Levin? Kamu sampai lebih cepat dari perkiraanku. Silakan masuk!” Darius pun membukakan pintu dan mempersilakan Levin masuk.

Lihat selengkapnya