The Mystic Armaments: Arcana

Razze Pahlevi
Chapter #5

Chapter IV

Secara tiba-tiba muncul beberapa belati dari belakang Akbar, Brian dan Karina. Dengan sigap mereka menangkis belati-belati tersebut dengan Mystic Armament mereka. Belati-belati tersebut pun terpental jauh dan tertancap di dinding.

“Orang ini licik banget!” Kata Brian.

“Ternyata refleks kalian bagus juga! Bagaimana kalau yang ini?” Pemuda itu pun menjentikan jarinya lagi dan tiba-tiba muncul sebuah mobil yang hendak menimpa mereka bertiga. Untungnya Brian cepat tanggap dan meninju mobil tersebut sampai hancur berkeping-keping.

“Sudah kuduga! Kemampuan Mystic Armament-nya adalah teleportasi.” Kata Akbar dalam hati.

“Hehehehehe!” Pemuda tersebut pun tertawa terkekeh.

“Kamu sudah membuatku sangat kesal! Kayaknya kamu belum pernah ditonjok ya?” Brian pun marah dan Mystic Armament miliknya mengeluarkan aura berwarna oranye.

“Ini semakin menarik, ayo maju sini!” Pemuda tersebut malah menantang Brian dan emosi Brian pun semakin tersulut.

“Brian, jangan terpancing sama omongannya dia!” Karina pun mencoba mengingatkan Brian.

Namun Brian tidak menggubris perkataan Karina. Dia terus maju untuk menghajar pemuda tersebut. Pemuda tersebut memunculkan berbagai macam benda untuk menghalangi Brian. Akan tetapi Brian dapat menghancurkan benda-benda tersebut dengan sekali tinjuan. Brian bergerak bagaikan seekor banteng yang sedang mengamuk.

“Kali ini kamu enggak akan bisa lolos!” Pada akhirnya Brian pun menemukan celah untuk menyerang.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Brian pun langsung melancarkan tinjuan kepada pemuda tersebut. Kali ini pemuda tersebut tidak sempat untuk memunculkan benda yang bisa menahan serangan dari Brian. Namun pemuda itu tidak kehabisan akal, dia menggunakan Mystic Armament-nya untuk menghilangkan dirinya sendiri. Brian pun terkejut ketika melihat pemuda itu menghilang secara tiba-tiba. Kemudian pemuda tersebut muncul kembali di belakang Brian dan melemparkan banyak sekali belati padanya. Brian pun terkena lemparan belati-belati tersebut dan jatuh tersungkur.

“Brian!!!” Karina pun berteriak.

“Satu tumbang, tinggal dua lagi!” Kata pemuda tersebut.

“Kalau begitu yang bisa kulakukan cuma mengulur waktu sampai bantuan datang. Kalau aku kabur sekarang dia pasti bakalan gunain kekuatannya buat teleport aku ke sini.” Kata Akbar dalam hati.

Tak lama kemudian tibalah Levin di tempat tersebut. Dia datang ke bandara tidak lain untuk menjemput Akbar. Walaupun kondisi di sekitar tempat itu hancur berantakan akibat pertarungan antara Brian dan pemuda misterius itu, Levin tetap berjalan dengan santai dan menghampiri mereka. Bahkan dia tidak terlihat terkejut atau takut sama sekali dan ekspresi wajahnya tetap datar.

“Yo, sudah lama kita enggak ketemu!” Levin pun menyapa Akbar.

“Yo yo matamu! Kenapa malah kamu yang datang? Kamu enggak lihat kalau di sini sangat berbahaya?” Kata Akbar.

“Aku datang ke sini karena disuruh orang Paladin untuk menjemputmu.” Jelas Levin.

“Apa?!! Kamu datang sendirian ke sini?” Tanya Akbar.

“Enggak, tadi aku berangkat bareng Richard! Tapi dia bilang dia ada urusan sebentar jadi aku duluan saja ke sini.” Jawab Levin.

“Orang itu pasti lagi godain cewek deh!” Akbar pun kesal karena dia sudah tahu apa yang sedang dilakukan oleh rekannya itu.

“Siapa orang itu?” Levin menunjuk si pemuda misterius.

“Aku juga enggak tahu! Datang datang dia langsung ngajak berantem.” Jawab Akbar.

“Terus yang ini?” Levin menunjuk Karina.

“Dia anggota Maracakra, tadi waktu kita lagi bertarung ada yang datang mengganggu.” Jawab Akbar.

“Perkenalannya nanti saja! Sekarang kita harus bisa mengalahkan dia.” Kata Karina.

“Ya sudah, aku juga bantu deh!” Levin pun mengeluarkan Mystic Armament-nya di tangan kanan kemudian membaca semua tulisan yang muncul di sana dengan sangat cepat. Setelah itu di tangan kirinya muncul sebuah cermin hitam berbentuk persegi panjang seukuran sebuah smartphone.

“Kalian bertiga mau melawanku sekaligus? Maju sini!” Pemuda tersebut pun menantang mereka bertiga.

“Namamu Daniel Lembayung kan? Terus nama Mystic Armament-mu itu The Fool kan?” Tanya Levin kepada pemuda itu.

Lihat selengkapnya