Sesampainya Tirta dan Yudha di markas, mereka langsung melaporkan temuan mereka pada Komandan Rangga. Mereka memberitahu secara rinci tentang lokasi di mana tempat persembunyian Mara Atmaja. Komandan Rangga pun mendengarkan laporan mereka berdua dengan seksama dan kemudian mengapresiasi kerja keras mereka berdua.
“Kerja bagus!” Kata Komandan Rangga.
“Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” Tanya Yudha.
“Tentu saja kita akan menyerang markas mereka duluan dan kemudian menangkap mereka semua! Kalian berdua juga bersiaplah!” Jawab Komandan Rangga.
Setelah mendapatkan informasi dari mereka berdua, Komandan Rangga pun memutuskan untuk mengerahkan pasukan untuk menyerang Maracakra. Hampir seluruh anggota Paladin ikut serta dalam penyerangan itu termasuk Tirta dan Yudha. Tepat tersebut pun langsung dikepung dari segala sisi oleh Paladin.
“Aktifkan Mystic Armament kalian!” Komandan Rangga pun menyuruh semua anggota Paladin di sana untuk mengaktifkan Mystic Armament mereka masing-masing. Dia pun turut mengaktifkan Mystic Armament-nya. Seketika muncul sepasang senjata berupa katar (senjata tradisional India) di kedua tangan Komandan Rangga.
Setelah semua anggota Paladin di sana mengaktifkan Mystic Armament mereka, Komandan Rangga mengisyaratkan semuanya untuk masuk ke gedung tersebut. Sontak hal ini membuat para anggota Maracakra yang berada di sana terkejut. Para anggota Maracakra pun melakukan perlawanan. Namun sayang mereka kalah jumlah jika dibandingkan dengan anggota Paladin yang menyerang. Dalam waktu singkat semua anggota Maracakra di sana dapat dilumpuhkan, kecuali Mara Atmaja.
“Komandan! Kami kehilangan jejak Mara Atmaja!” Kata salah satu anggota Paladin.
“Cepat cari dia!” Perintah Komandan Rangga.
“Rupanya kalian tikus-tikus Paladin yang sudah berani masuk ke wilayahku!” Tiba-tiba terdengar suara dari sebuah interkom yang tidak lain adalah suara Mara Atmaja sendiri.
“Menyerahlah! Tempat ini sudah kami kepung!” Kata Komandan Rangga.
“Kalau kalian ingin menangkap saya, datanglah sendiri! Saya ada di lantai 7!” Mara pun langsung mematikan interkom tersebut.
“Ini jebakan!” Kata Yudha.
“Pilihan kita cuma maju! Semuanya, ayo kita tangkap dia!” Kata Komandan Rangga.
Komandan Rangga pun menginstruksikan para anggota Paladin untuk menuju lantai 7 dan menangkap Mara Atmaja. Di luar dugaan, mereka semua berhasil ke sana tanpa hambatan apapun. Kemudian Komandan Rangga menyuruh mereka memeriksa setiap ruangan yang ada di sana.
“Aaaaaaa!!!” Tiba-tiba terdengar teriakan dari salah satu ruangan di sana.
“Di sana!” Teriak Tirta sambil menunjuk ruangan tempat teriakan itu berasal.
Komandan Rangga dan yang lainnya pun segera menghampiri ruangan tersebut. Alangkah terkejutnya mereka, karena ketika mereka sampai di ruangan tersebut terdapat beberapa anggota Paladin yang sudah tergeletak tidak bernyawa. Sementara itu terlihat Mara Atmaja yang sedang berdiri sambil memegang sebuah bola berwarna oranye di tangan kanannya.
“Apa? Bagaimana ini semua bisa terjadi?” Yudha pun terkejut ketika melihat kondisi rekan-rekannya yang mengenaskan tersebut.
“Kurang ajar!” Komandan Rangga pun langsung menyerang Mara dan serangan tersebut tepat melukai bahu kiri Mara.
“Anda telah salah dalam mengambil keputusan!” Mara pun tersenyum tipis dan bola berwarna oranye yang dipegangnya terbuka dan di dalamnya terdapat sebuah mekanisme dengan banyak sekali gear layaknya sebuah mekanisme pada jam. Bola tersebut pun menyala dengan terang dan seketika luka pada bahu kiri Mara pun berpindah pada Komandan Rangga.
“Komandan!” Teriak para anggota Paladin.
“Mystic Armament-ku yang bernama Clockwork Orange ini memiliki kemampuan untuk memindahkan dampak serangan yang kuterima pada si penyerang!” Jelas Mara.
“Clockwork Orange? Odd Series?!” Yudha pun langsung menyadari sesuatu.
“Odd Series?” Tanya Tirta.
“Itu tipe Mystic Armament yang punya kemampuan yang bisa dibilang aneh dan bentuknya juga enggak wajar.” Jawab Yudha.