Tanpa sepengetahuan dari Tirta dan Komandan Rangga, Yudha menyelinap ke dalam sebuah gedung tempat diselenggarakannya Proyek Chandradimuka. Dia ingin memastikan sendiri tentang kebenaran dari data yang diberikan oleh Mendiang Mara. Dia menyelinap ke tempat tersebut dengan cara terbang menggunakan kekuatan Mystic Armament-nya, sehingga tidak satupun penjaga yang menyadari keberadaannya. Dengan sangat berhati-hati Yudha masuk ke tempat tersebut agar tidak terdeteksi oleh sistem keamanan di sana.
Ketika Yudha sampai di ruangan latihan, betapa terkejutnya dia ketika melihat langsung kondisi anak-anak tersebut. Mereka semua dipaksa untuk mengembangkan kemampuan mereka. Ada yang dipaksa untuk latihan secara terus menerus tanpa istirahat, ada yang disuntik oleh obat-obatan tertentu agar bisa memaksimalkan kemampuan mereka, ada yang mengalami gangguan mental akibat efek latihan dan masih banyak hal yang mengerikan lainnya. Yudha yang melihat hal ini pun geram, kedua tangannya mengepal dengan kuat seolah ingin menghajar seseorang.
“Ada yang bisa saya bantu?” Tiba-tiba terdengar suara seseorang di belakang Yudha. Yudha pun terkejut dan menoleh secara perlahan.
Terlihat seorang pria berumur 50 tahun yang mengenakan jubah lab. Dia memiliki ciri-ciri rambut pendek yang seluruhnya sudah beruban, iris mata berwarna biru, tinggi badan sekitar 175 cm dan kulitnya yang berwarna putih pucat yang sudah keriput. Dia tidak lain adalah Adam Mahardika, salah satu dari 12 Raja dan pemimpin Proyek Chandradimuka.
“Jadi anda yang memimpin proyek ini?” Tanya Yudha.
“Tidak hanya itu, saya juga yang memprakarsai proyek ini.” Jawab Adam.
“Apa anda sadar dengan apa yang telah anda lakukan?” Tanya Yudha dengan geram.
“Tentu saja! Anak-anak itu nantinya akan menjadi tentara yang sangat tangguh untuk membela negara kita dari segala ancaman.” Kata Adam.
“Tentara? Jadi anda tega mengorbankan anak-anak yang tidak berdosa?” Yudha pun semakin geram.
“Sedikit pengorbanan untuk masa depan yang lebih baik bukanlah hal yang buruk? Kamu lupa tentang tragedi Perang Commoner-User 10 tahun yang lalu? Saya tidak ingin tragedi seperti itu terulang kembali, maka dari itu saya membuat ini semua.” Kata Adam.
Yudha pun semakin geram setelah mendengar perkataan Adam. Tanpa dia sadari dia mengaktifkan Mystic Armament-nya. Sementara itu Adam tetap tidak bergeming sedikitpun ketika melihat reaksi dari Yudha.
***
Sementara itu di tempat lain, semua yang hadir di sana sedang berjaga demi kelancaran acara pertemuan antara Adam Mahardika dan Menteri Pertahanan. Namun setelah sekitar satu jam menunggu, Adam Mahardika tidak juga muncul. Mereka semua merasa ada yang janggal dengan hal tersebut.
“Enggak biasanya Pak Adam terlambat! Padahal ini pertemuan penting.” Kata salah satu anggota kepolisian.
“Iya, ini aneh!” Sahut temannya.
Percakapan mereka berdua tak sengaja terdengar oleh Tirta. Tirta pun sepakat kalau ada yang janggal dengan terlambatnya Adam Mahardika ke pertemuan sepenting ini. Tirta pun bergegas menemui Komandan Rangga untuk menyampaikan apa yang dipikirkan olehnya.
“Komandan, saya merasa ada keanehan dengan terlambatnya Adam Mahardika ke pertemuan ini!” Kata Tirta.
“Kamu benar! Saya sangat mengenal siapa itu Adam Mahardika dan ini diluar kebiasaannya.” Kata Komandan Rangga.
“Komandan! Gawat Komandan!” Tiba-tiba datanglah seorang anggota Paladin dengan ekspresi panik dan keringat yang bercucuran.
“Katakan dengan jelas! Ada apa?” Tanya Komandan Rangga.
“Gedung tempat diadakannya Proyek Chandradimuka mengalami kebakaran!” Jawab anggota Paladin tersebut.
“Apa?! Bagaimana dengan anak-anak di sana?” Tanya Komandan Rangga.
“Semua anak-anak di sana selamat tetapi para ilmuwan yang terlibat di proyek itu masih terjebak di sana termasuk Pak Adam!” Kata anggota Paladin tersebut.
Mendengar hal tersebut, Komandan Rangga pun segera bergegas ke lokasi. Dia bertujuan untuk menyelamatkan Adam Mahardika. Tirta dan sebagian anggota Paladin pun mengikuti Komandan Rangga. Sesampainya di sana ternyata api juga belum bisa dipadamkan. Semua personil pemadam kebakaran di sana telah berusaha dengan keras untuk memadamkan api. Tiba-tiba Komandan Rangga masuk ke dalam gedung dan menerjang kobaran api dengan Mystic Armament-nya.
“Komandan, tunggu! Itu sangat berbahaya!” Teriak Tirta dan dia pun berlari mengejar Komandan Rangga.
Mereka berdua pun sampai di ruangan latihan. Mereka berdua pun terkejut ketika melihat kondisi di sana. Di ruangan tersebut terlihat Yudha yang sedang berdiri sambil memegang sebuah buku dengan mengaktifkan Mystic Armament-nya. Di sekitarnya terdapat banyak para ilmuwan yag bekerja di sana sudah tergeletak tidak bernyawa. Salah satu di antaranya adalah Adam Mahardika.
“Yudha? Apa artinya semua ini?” Tanya Komandan Rangga.