Keesokan harinya pihak aliansi kembali melanjutkan pencarian mereka kecuali Rendra dan Erlangga, karena Erlangga masih harus menjalani pelatihan dari Rendra. Mereka semua dibagi ke dalam beberapa kelompok. Levin dipasangkan dengan Olivia dan mereka berdua ditugaskan untuk menyelidiki daerah Karawaci. Daerah tersebut termasuk bagian dari Tangerang Raya dan merupakan daerah yang paling maju kedua setelah Serpong.
Sepanjang pencarian mereka, Olivia terus mencemaskan Levin. Dia takut kalau Levin masih trauma dengan masa lalunya setelah mendengar cerita dari Komandan Tirta dan Yudha tentang kejadian 10 tahun silam. Tanpa dia sadari dia terus memandangi Levin dan Levin pun menyadarinya.
“Ada apa?” Tanya Levin.
“Enggak kok! Enggak ada apa-apa.” Olivia pun menjadi gugup ketika tiba-tiba Levin menoleh ke arahnya.
“Levin? Kamu Levin kan?” Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang memanggil dari belakang Levin dan Olivia.
Ternyata suara tersebut berasal dari seorang gadis yang berumur sekitar 18 tahun. Gadis itu memiliki ciri-ciri berambut panjang lurus dengan gaya twintails (ikat dua) berwarna putih, iris mata heterechromia (iris mata kanan dan kiri berbeda warna) dengan mata kiri berwarna merah dan mata kanan berwarna biru, kulit berwarna putih cerah, serta tinggi badan sekitar 155 cm. Dia mengenakan pakaian yang sangat unik yang terdiri dari sebuah kemeja putih dengan dasi kupu-kupu berwarna merah, rok pendek berwarna merah, sepasang sepatu dan kaos kaki panjang berwarna merah, sebuah jubah mirip jubah karakter Dracula berwarna merah, serta terdapat aksesoris berupa jepitan rambut berbentuk topi kecil berwarna merah yang menghiasi rambutnya. Dari cara dia memanggil Levin sepertinya gadis ini adalah salah satu kenalan Levin.
“Jangan-jangan! Lana?!” Levin pun langsung mengenali siapa gadis tersebut.
“Syukurlah, akhirnya aku berhasil ketemu kamu!” Kata Lana.
“Oh iya, kenalin! Ini Olivia, Wakil Komandan Paladin.” Levin pun memperkenalkan Olivia pada Lana.
“Olivia Respati!” Olivia pun mengulurkan tangan untuk berkenalan.
“Lana Mahardika!” Lana pun menjabat tangan Olivia untuk berkenalan.
“Kayaknya kurang enak kalau kita ngobrol di sini. Ayo kita pindah ke tempat lain!” Ajak Levin.
Atas ajakan Levin, akhirnya mereka pun memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan di tempat lain. Mereka pun pergi ke sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari tempat itu. Setelah memesan beberapa makanan dan minuman, mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka sebelumnya.
“Jadi, kenapa kamu kembali lagi ke kota ini? Kamu enggak betah tinggal di London?” Tanya Levin.
“Bukan soal itu! Lagian kalau enggak ada urusan penting aku males balik lagi ke sini.” Jelas Lana.
“Urusan penting?” Tanya Levin.
“Ya, aku sudah dapat petunjuk tentang siapa yang membunuh Papa waktu itu!” Jawab Lana. Sontak Levin pun terkejut dan terdiam sejenak.
“Terus kamu sudah tahu siapa orangnya?” Tanya Levin.
“Ya, namanya Yudha Koswara! Menurut informasi yang aku dapat, dia pemimpin organisasi mafia Maracakra yang sekarang. Di sini juga disebut kalau dulunya dia itu anggota Paladin tapi akhirnya dia berkhianat dan membunuh komandan Paladin pada saat itu.” Jawab Lana. Levin pun semakin terkejut ketika mengetahui ternyata sudah mengetahui informasi tersebut.
“Ngomong-ngomong, apa kamu tahu informasi soal adikku?” Levin pun bertanya untuk mengalihkan topik pembicaraan.