Di sebuah rumah yang tidak lain adalah rumah tempat Vivian dan Zahra tinggal. Terlihat Vivian dan Zahra yang sedang bersiap-siap untuk menjalankan sebuah misi. Mereka berdua mengganti pakaian mereka dengan seragam yang terdiri dari trench coat berwarna biru tua dengan simbol dua buah garis melengkung yang membentuk pola seperti ikan yang menghadap ke atas, sebuah celana berwarna putih dan sepasang sepatu berwarna hitam.
“Akhirnya hari ini datang juga!” Kata Zahra.
“Ternyata kamu sudah enggak sabar ya?” Tanya Vivian yang bermaksud menggoda Zahra.
“Aku punya firasat kalau misi kali ini sangat berat.” Kata Zahra.
“Kamu tenang saja! Kita kan cuma mau mastiin kalau rumor itu benar atau enggak.” Kata Vivian.
“Aku harap kamu benar!” Kata Zahra.
Mereka berdua pun segera berangkat menjalankan misi. Mereka menyusuri seluruh kota untuk melakukan penyelidikan. Tempat demi tempat mereka datangi untuk mencari sebuah petunjuk.
***
Sementara itu di tempat lain, Levin sedang berjalan sendirian dan hendak menuju The Tower. Dia tidak tahu kalau ada seseorang yang mengintainya sejak tadi. Ketika dia berada di jalan yang agak sepi, tiba-tiba muncul sebuah serangan berbentuk ular berwarna hitam yang mengarah kepadanya. Beruntung baginya karena dia masih sempat untuk menghindar.
“Refleksmu bagus juga!” Kata orang yang menyerang Levin yang tidak lain adalah Raja Ketigabelas.
“Siapa kamu?” Tanya Levin sambil mengaktifkan The Moon.
“Maaf atas kelancanganku! Perkenalkan! Namaku adalah Nayaka Megananda, Sang Raja Ketigabelas!” Akhirnya Raja Ketigabelas pun mengungkapkan nama aslinya.
“Raja Ketigabelas? Jadi kamu yang sudah membunuh Andrea?” Dengan tenang Levin pun menggunakan kekuatan The Moon. Dengan sangat cepat dia membaca semua tulisan yang muncul pada halamannya dan di tangan kirinya muncul sebuah pedang berjenis arming sword dengan bilah yang terbuat dari kristal bening.