Lucas Enzo Machiavelli
...
Sial.
Mario memang brengsek. Dia menyuruhku terbang ke Meksiko hanya untuk omong kosongnya. Alhasil Aku harus menempuh penerbangan yang panjang. sembilan jam tiga puluh tujuh menit yang membosankan. Itu semua berkat omong kosong Mario.
Rencana Yang telah disusunku untuk Ellis pun gagal. Tapi untungnya aku sudah menyuruh Tyrell. Asistenku, untuk mengikuti kemanapun Ellis pergi.
Tyrell melaporkan bahwa Ellis tidak keluar saat pagi hari untuk bekerja di Coffee shop padahal itu adalah jadwal rutinnya. Menurut informasi yang detektif sewaanku berikan dulu. Ellis mengambil kelas siang dan malam agar paginya dia bisa berkerja.
Mengetahui Ellis tidak masuk kerja membuatku sangat kahwatir karena mungkin telah terjadi sesuatu padanya. Kemudian Tyrell kembali melapor padaku bahwa Ellis bekerja di sebuah Bar & Restaurant pada malam hari. Dan tempat itu adalah Bar yang sama yang ku kunjungi dua hari yang lalu. Tyrell telah mengonfirmasi bahwa Ellis telah mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya dan mulai bekerja di Bar & Restaurant itu.
Aku tidak suka Ellis bekerja disana, bayangan lelaki mabuk yang menggerayangi Ellis membuat rahangku mengeras.
Rencanaku selanjutnya adalah berada didekat Ellis cukup dekat hingga bisa membayanginya. Aku telah membeli apartemen yang terletak tepat di seberang kamar Ellis. Dengan begitu aku bisa mulai melancarkan rencanaku tanpa membuang waktu lebih lama lagi.
_______
Pukul dua dini hari aku masih terjaga. Mengerjakan setumpuk dokumen kantorku. Mungkin sebenarnya aku tidak benar-benar mengerjakannya sejak dua jam yang lalu. Karena konsentrasiku terbelah dua, yang satu pada tumpukan kertas di mejaku dan yang satu lagi pada kamar yang ada di seberang kamarku. Mataku tidak bisa tetap diam dan fokus pada pekerjaanku, sesekali aku mendongak untuk melihat apakah lampu kamar itu menyala atau tidak.