Ellisa Grace
...
Enzo
pergi
Lagi..
Terus saja seperti itu sampai dunia kiamat, aku tidak tahu permainan apa yang aku mainkan dengan Enzo dan hatiku.
Rasanya sungguh sakit saat melihat Enzo dengan wanita itu, sesuatu telah terjadi pada mereka. Tapi Enzo datang meminta maaf padaku, untuk apa? Untuk bercinta di apartemennya? Untuk menjadi pria paling panas yang pernah kutemui? Atau untuk air mata dan rasa sakit hatiku?. Demi tuhan aku merasa sangat buruk dengan permintaan maaf Enzo. Seolah dia mencoba untuk mengasihaniku, mengasihani air mataku.
"Kau tidak dibayar untuk berdiri dan melamun Ellis" aku berbalik menghadap ke sumber suara tersebut dan mendapati Mia berdiri sambil berkacak pinggang.
Mia. Baru dua hari ini aku mengetahui namanya, dia adalah orang yang pertama kali kulihat di Bar ini dan menjadi orang terakhir yang ku ketahui namanya. Dia memang agak jutek dengan orang baru, tapi beberapa hari belakangan sikapnya lumayan baik. Lumayan.
Aku kembali ke rutinitas perkerjaan ku yang baru dan masih asing ini. Aku masih mencoba untuk menyukainya, walaupun pada kenyataannya sangat sulit untukku.
Sesuatu yang salah terjadi padaku, aku tidak tahu apa itu tapi sejak meninggalkan rumah, hatiku sungguh tidak tenang. Ku pikir karena apa yang kulihat kemarin. Tapu nyatanya setelah melihat Enzo dan mendengar dia meminta maaf pun, hatiku masih tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang salah.
Mataku tidak berhenti melirik ke arah Jam yang bertengger di pergelangan tangan kananku. Waktu, berjalan dengan lambat seolah dia mencoba mempermainkanku. Yang kuinginkan sekarang adalah pulang, tapi kenapa rasanya jarum jam terasa sangat lambat saat berpindah dari angka yang satu ke angka lainnya.
Aku tidak bisa berkonsentrasi, Mia beberapa kali mengeraskan suaranya saat memanggilku, karena pikiranku sedang tidak berada bersamaku. Pikiranku berkelana mencari penyebab dari keresahan yang ada dihatiku.
Aku berdiri sambil mematung menatap sepatuku, mendengarkan ocehan Mia karena aku salah mengantarkan pesanan.
"Ada apa denganmu Ellis? Kalau kamu tidak bisa berkonsentrasi lebih baik kamu pulang"
"Maafkan aku"
"Sangat mudah bagimu untuk minta maaf, tapi kesalahanmu ini bisa membuat kita berdua dipecat"
"Aku janji hal itu tidak akan terulang lagi"
"Ku harap janjimu bisa dipegang" Mia pergi meninggalkanku sendiri di belakang Bar.