Teruslah berlari sampai kau menemukan cahaya.
-HL-
...
Ellisa Grace
Aku berlari menyusuri gang menuju flatku. keringat membasahi bajuku dan membuat rambut di sepanjang wajahku lengket, Aku harus berlari sekencang mungkin untuk menyelamatkan hidupku, seseorang berpakaian serba hitam yang mengejarku semakin dekat. Aku bisa melihat bilah pisau tajam yang dipegang orang tersebut berwarna keperakan bersinar di dalam gelap.
Aku tidak tahu apa yang terjadi, pria ini muncul entah darimana dan mulai mengejarku, dan naluri bertahan hidupku menyuruh untuk berlari sekencang yang aku bisa.
Tapi pria ini sangat cepat jika kami terus bermain kejar-kejaran seperti ini maka pria itu bisa menangkapku.
Untungnya gang bangunan disini cukup gelap dan berantakan, penuh dengan barang-barang tak terpakai yang disimpan begitu saja di depan bangunan, karena ukuran flat disini kecil, maka tidak ada ruangan untuk dijadikan gudang, akhirnya barang-barang ini hanya tergeletak begitu saja menunggu mobil pengangkut sampah yang datang mengambil, atau di ambil oleh orang lain yang membutuhkan.
Aku melihat tumpukan sampah yang diletakkan di dalam plastik hitam besar di samping tong sampah. Dan memutuskan untuk bersembunyi di belakang sana sambil berdoa bahwa pria ini tidak menemukanku.
Suara langkah kaki berbunyi di tengah gang yang sepi dan sunyi, membuat jantungku memompa berkali-kali lipatĀ lebih cepat, langkah kaki tersebut terdengar semakin dekat. Sontak aku menahan nafas dan menutup mulut dengan tanganku, agar tidak mengeluarkan suara tangisan ketakutan. Aku menutup mataku rapat-rapat, dengan air mata yang terus mengalir dan bercampur dengan keringat.
Aku tidak pernah merasa setakut ini selama hidupku, bahkan setelah ditinggal kedua orang tuaku saat kecelakaan mobil waktu aku berumur 11 tahun. Hal itu lantas Tidak membuatku gemetaran, karena saat itu aku tahu bahwa aku tidak punya pilihan lain selain melanjutkan hidupku dengan nenek.
Tapi sekarang disinilah aku, di belakang tumpukan plastik sampah sambil menangis ketakutan. Karena sebentar lagi hidupkuĀ akan berakhir ditangan seorang pria yang bahkan tidak aku ketahui, aku tidak tahu apa kesalahanku sampai pria tersebut menginginkan nyawaku.
"Kita tidak bisa bermain kucing dan tikus sepanjang malam nona. Lebih baik kau keluar, dan aku akan segera mengakhirinya dengan mudah untukmu. Tanpa rasa sakit, aku janji"
Suara pria ini begitu dingin dan penuh dengan kebencian. Yang membuatku hanya semakin ketakutan.