I'm falling for your Eyes, but they don't know me yet.
...
Lucas Enzo Machiavelli
...
Aku duduk di meja kerjaku dengan setumpuk surat dan dokumen, tapi yang paling menarik perhatianku adalah sebuah amplop cokelat yang baru saja di bawa oleh detektif sewaanku. Yang di suruh untuk menelusuri latar belakang seorang wanita malang yang akan menjadi korbanku selanjutnya. Karena berada di tempat dan waktu yang salah.
Aku menarik beberapa lembar kertas yang berisikan informasi pribadi wanita itu, dan ada beberapa lembar foto yang terlampir di dalamnya.
Nama : Ellisa Grace
Tempat, tanggal lahir : Boston, Massachusetts 12 april 1994
Aku menautkan Alisku melihat kota kelahiran wanita ini yang juga menjadi kota kelahiranku, tanah kelahiran yang penuh dengan kenangan dan penderitaan yang aku tinggalkan.
Alamat : New Haven, Connecticut.
Pekerjaan: mahasiswa ( dan juga mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu)
Orang tua:
Ayah: Evan jefferson ( meninggal pada tanggal 13 januari 2005 dalam kecelakaan mobil)
Ibu: isabella jefferson (meninggal pada tanggal 13 januari 2005 dalam kecelakaan mobil).
Aku tertegun saat melihat waktu kematian orang tuanya yang sama persis dengan waktu meninggalnya ibundaku tercinta.
'Ada apa dengan gadis ini? Kenapa dia memiliki banyak kemiripan dengan ku?
Aku membuka lembar-lembar berikutnya yang berisi kegiatan Ellisa, kemana dia pergi, dengan siapa dia bertemu. Dan tidak ada yang mencurigakan. Dia hanya bekerja, ke kampus dan pulang di flat kecilnya dipinggir kota new haven.
Aku menyimpan sisa kertas lainnya di laci dan mengambil foto Ellisa yang di lampirkan didalam amplop.
Aku menarik foto pertama dari dalam amplop,
Deg
hanya butuh waktu kurang dari satu detik saat Aku langsung terpesona, oleh paras yang di miliki wanita bernama Ellisa ini.
Meskipun itu foto jarak jauh yang di perbesar tapi tidaklah mengurangi kharisma yang di milikinya.
Foto itu di ambil saat dia sedang duduk di atas bangku di pinggir danau. Sambil menatap danau yang permukaannya terdapat lumut dan tanaman air lainnya yang membuat danau tersebut berwarna hijau.
Tapi, warna hijau dari Iris Ellisa membuat aku lebih tertarik. Seakan memancingku untuk menyelami sampai ke dasarnya. Merasakan kesegarannya dan Mengungkap semua Rahasia yang di milikinya.
Foto lainnya di ambil saat dia sedang bekerja di sebuah cafe sambil mengantarkan minuman dengan seulas senyuman menghiasi bibir merahnya yang berlekuk indah, bibir yang bahkan saat dia diam pun terlihat seperti orang yang sedang tersenyum.
Aku tergoda ingin menjadi salah satu dari pelanggan yang di layaninya kalau dengan senyuman seperti ini.
siapapun tidak akan tahan untuk melihatnya. Tanpa membayangkan sesuatu yang 'nakal'.
Foto terakhir tidak bisa lebih baik, foto ini di ambil saat Ellisa lagi-lagi duduk di bangku taman sebuah kampus, dengan kotak makan siang di pangkuannya. Rambut cokelat bergelombangnya di biarkan tergerai menutupi dadanya. dan foto ini di ambil tepat ketika dia memasukan Sandwich ke dalam mulutnya.