If you can't get someone out of your head, maybe they are supposed to be there.
-unknown-
...
Lucas Enzo Machiavelli
Sebuah jet pribadi dengan tangga yang telah di pasang, dan berdiri dengan anggun di atas aspal licin bandara. dan siap untuk di gunakan.
Tiga orang pramugari berpakaian rapi dengan rambut yang di sanggul, berdiri di sisi tangga. Dua orang pria yang merupakan pilot dan co-pilot berdiri bersama pramugari tersebut.
Bersiap-siap menyambutku, penumpang sekaligus pemilik burung besi tersebut. yang tidak biasanya melakukan perjalanan pada dini hari seperti ini.
Penampilanku saat tiba di bandara akan membuat orang-orang yang melihatku terkejut, karena selama ini aku di kenal sebagai seorang mafia, dan pebisnis handal yang tampan dan licik dengan pakaian mahal dan tak bercela.
Tapi sekarang hanya tampang seorang pria lelah kurang tidur dan berantakan. Yang tidak pernah aku perlihatkan sebelumnya.
Dengan tampang lelah dan pakaian kusutku, aku berjalan menuju jet yang siap untuk menerbangkanku.
Tidak pernah aku memikirkan sesuatu sampai seperti ini sebelumnya.
'You're Something els Ellisa Grace, look what you make me do!'
Para kru pesawat membungkukkan punggung mereka, sebagai tanda penghormatan kepadaku. Yang aku balas dengan anggukan andalanku saat tidak ingin berbicara.
"Mr. Machiavelli"
"Charlie" jawabku kepada sang pilot.
Charlie menyalakan mesin pesawat, keheningan tiba-tiba diganti dengan kebisingan si burung besi yang siap lepas landas.
"Selamat pagi, Tn. Machiavelli. Ini Kapten Charlie yang berbicara. Pertama, saya ingin menyambut Anda di Penerbangan RightWing 86W. Kami saat ini mengudara di ketinggian 33.000 kaki dengan kecepatan udara 400 mil per jam. sekarang adalah pukul 02:25 dini hari. Cuaca terlihat bagus dan dengan angin kencang di sisi kami, kita akan terbang sekitar 5 Jam 37 menit "
"Cuaca di New Haven berawan, dengan suhu tinggi 9 °C untuk pagi ini. Aku akan berbicara denganmu lagi sebelum kita mencapai tujuan kita. Sampai saat itu, bersantailah dan nikmati sisa penerbangan anda Tuan Machiavelli"
Yang ingin aku lakukan memang hanyalah sedikit istirahat untuk menjernihkan pikiranku. Yang mulai teracuni. Tapi aku tidak bisa, mataku tidak bisa di ajak untuk bekerja sama.
Aku jutsru mengambil wine yang sudah di siapkan oleh pramugari, dan menyesap minuman mahal tersebut.
Warna merah pekat dari anggur tersebut mengingatkan aku akan sapu tangan yang ku ambil dari atas dada Maverich.
Yang pasti milik satu-satunya saksi mata, milik seorang perempuan yang kini mengambil alih pikiranku.
Dan aku menyimpan benda itu seperti sebuah harta karun di dalam rumahku.
"Ellisa Grace" bisikku dengan suara serak karena kurang istirahat.
Akhirnya aku terus terjaga sampai kami mendarat Di bandara new haven pada pukul 8:02 pagi.
Setibanya di New Haven, aku lantas tidak menghabiskan waktuku di hotel dengan kamar Precidential suite yang telah di pesankan Laura sekertaris di kantorku.
Aku tidak ingin menghabiskan waktu hanya untuk bersantai di kamar mewah, tidak dengan mengetahui jarak yang memisahkan aku dan Ellisa hanya tinggal beberapa mil lagi.
Tidur bukanlah apa yang aku inginkan sekarang, meskipun rasa lelah menghampiriku. tapi Bertemu dengan Ellisa adalah satu hal yang paling aku inginkan.
" terbang beribu-ribu mil, melintasi batas negera bagian. Hanya untuk melihatmu. Aku terlihat seperti orang bodoh Ellisa" batinku, saat melihat wanita yang sedang mondar-mandir mengantar pesanan di dalam coffee shop, dengan senyum ceria di wajahnya yang bisa menghangatkan hati siapapun di tengah musim dingin ini.