The Only Woman

Tjong Mi Mi
Chapter #2

#2 Cari Mati

AUTHOR POF

3 hari kemudian setelah meeting itu, untuk pertama kalinya pintu perusahaan BS terbuka untuk kaum wanita. Pengumuman mengenai lowongan kerja sudah tersebar dari mulut ke mulut dan melalui situs lowongan kerja. Wanita-wanita yang hendak melakukan interview sudah berdandan cantik dan datang demi memperebutkan posisi yang sebetulnya hanya dicari 1 orang saja.

Staff-staff perusahaan melihat dari kaca ruangan masing-masing dari berbagai lantai, seakan-akan heran melihat keajaiban ini. “Wah bisa-bisanya ya Pak Donny berani bener, cewek mau direkrut kerja di sini” “tapi bagus kalau akhirnya Pak Brandon bisa melunak, jadi seru deh kantor kita nanti”.

Dilantai 41, Si Penakut, Alex duduk dengan wajah kawatir melihat Pak Donny dan staffnya mengatur projector di dalam ruangan. “Pak Donny, kok saya deg-degan ya pak? Saya takut 2 minggu lagi, gimana nasib kita kalau Pak Brandon nggak setuju?”. Pak Donny menyuruh staffnya mengatur ruangan lainnya dengan pengaturan serupa lalu mengalihkan pandangannya ke Alex.

“Lex, tenang, saya sudah mengatur segalanya termasuk rencana backup plan untuk kita di kemungkinan terburuk sekalipun. Brandon itu sudah terlalu tinggi posisinya untuk mengatur hal kecil seperti perekrutan ini sekalipun, harusnya saya yang memiliki wewenang untuk ini di bagian Human Resources Department” Alex menunduk dengan pasrah setelah mendengar Pak Donny.

Pak Donny mengalihkan pandangannya lagi ke staffnya, “Kris, kamu arahkan kandidat-kandidatnya ke ruangan 1 dulu ya, sudah cek ada berapa orang yang datang?”, lelaki yang dipanggil kris itu melihat ke berkas ditangannya dan menjawab dengan semangat “Yang mengirim surat lamaran ada 100an pak dan yang masuk short listed sih sudah ada 30 orang pak, tapi setelah dicek tadi oleh Dimas dibawah, sepertinya ada yang bawa lamaran dan langsung datang, jadi total ada 50 dan saya lihat pengalaman mereka semuanya OK pak, sepertinya kita akan kesulitan memilih.” Pak Donny tersenyum sambil menatap Alex dan Kris. “Enggak kok, nggak susah memilihnya” jawabnya yakin.

Dari sekian puluh wanita yang masuk dari pintu, Citra, seorang perempuan seperempat abad berpakaian dan berias wajah sederhana, rambut hitamnya diikat seperti ekor kuda. Dia mengikuti proses pengecekan dan registrasi, alisnya berkerut saat melihat dan tersadar bahwa semua wanita yang berkumpul disini juga mengejar 1 posisi yang sama dengannya. Ia menaruh CVnya ditumpukan di atas meja setelah registrasi.

Ia mengikuti arus kearah sebuah ruangan dimana semua wanita menunggu aba-aba selanjutnya. Semua wanita didalam ruangan itu saling bertatap-tatapan satu sama lain, dibenak masing-masing terbersit memikirkan dan membanding-bandingkan penampilannya dengan penampilan orang lain, sedangkan sebagian ada beberapa yang seperti sudah saling mengenal.

Citra hanya duduk sambil melamun kearah handphonenya yang ia genggam. Sebenarnya suasana hatinya sedang tidak baik terlebih lagi setelah insiden pesawatnya delay dan menunggu sampai 4 jam lamanya sehingga dia kelewatan sesi interview di perusahaan sebelah. Salah satu staff membuka pintu ruang tunggu dan memberikan arahan untuk naik ke lantai 41. Citra ikut dalam kerumunan dan naik lift ke lantai 41.

Lihat selengkapnya