The Orange Girl

Mizan Publishing
Chapter #3

2 Part 1

Sampai di sini, aku berhenti membaca. Aku telah mencoba mengingat Ayahku berkali-kali, dan sekarang aku mencoba lagi. Dia meminta aku melakukan itu. Akan tetapi, yang bisa kuingat tampaknya hanyalah gambar-gambar dari rekaman video dan album foto itu.

Aku ingat punya mainan kereta api kayu yang besar itu ketika aku kecil, tapi itu tidak membantuku mengingat Ayah. Sepeda roda tiga hijau itu masih ada di garasi, jadi aku cukup yakin bahwa aku sebenarnya bisa mengingat kembali masa kecilku. Dan kereta dorong merah itu selalu ada di belakang gudang. Namun, aku tidak bisa mengembalikan ingatan tentang perjalanan kami mengelilingi Danau Sognsvann. Aku pun tidak bisa ingat pernah menaiki menara observasi Tryvannstårnet bersama Ayah. Aku sudah beberapa kali pergi ke menara observasi itu, tapi itu ketika bersama Ibu dan Jørgen. Suatu kali, aku pergi ke sana hanya bersama Jørgen. Waktu itu, Ibu masih di rumah sakit setelah melahirkan Miriam.

Tentu saja aku punya ribuan kenangan tentang pondok kayu di Fjellstølen, tapi tak ada ruang untuk Ayah dalam kenangan-kenangan itu. Hanya ada Ibu, Jørgen, dan si bayi Miriam. Kami punya buku tamu tua di pondok itu dan aku telah sering membaca apa yang ditulis Ayah di situ sebelum dia meninggal. Masalahnya cuma aku tidak tahu apakah aku bisa ingat apa yang dia tulis. Kirakira samalah dengan semua foto dan video itu. “Pada Sabtu Paskah, aku dan Georg membangun sebuah iglo pemecah-rekor lengkap dengan lentera salju ….” Tentu saja aku sudah membaca seluruh catatan itu dan hafal sebagiannya di luar kepala. Tapi, aku tak berhasil mengingat bahwa aku pernah ikut ambil bagian dalam peristiwa yang diceritakan itu. Aku baru dua setengah tahun ketika Ayah dan aku membangun iglo pemecah-rekor dengan lentera salju tersebut. Kami pun punya fotonya, tapi terlalu gelap sehingga yang kelihatan hanya lilinnya.

Kemudian, ada satu hal lain yang ditanyakan Ayah dalam surat panjang yang baru saja mulai kubaca itu:

Dan ngomong­ngomong, bagaimana kabar Teleskop Ruang Angkasa Hubble? Kamu tahu? Apakah para astronom punya penemuan baru tentang bagaimana semesta ini terbentuk?

Membaca ini membuat tengkukku bergidik karena aku baru saja menyelesaikan tugas spesial yang agak panjang tentang Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Anak-anak lain di kelasku menulis tentang sepak bola Inggris, Spice Girls, atau Roald Dahl. Tapi, aku pergi ke perpustakaan dan meminjam semua yang bisa kutemukan tentang Teleskop Ruang Angkasa Hubble dan menulis tentang itu. Aku menyerahkannya kepada guru hanya selang beberapa pekan yang lalu, dan dalam berkas yang kuserahkan dia menulis bahwa dia sangat terkesan dengan “pendekatan yang sangat dewasa, matang, dan penuh informasi terhadap subjek yang sulit seperti ini”. Kupikir aku takkan pernah merasa lebih bangga dibandingkan ketika aku membaca kalimat itu. Sebagai judul besar komentarnya, guru itu menulis, “Sukses sebagai astronom amatir!” Dan dia juga menggambarkan sebuah mahkota.

Apakah Ayah seorang pembaca pikiran? Atau, apakah murni sebuah kebetulan bahwa dia menanyaiku tentang Teleskop Ruang Angkasa Hubble hanya beberapa pekan setelah aku menyelesaikan tugas spesialku? Atau, apakah surat Ayah ini tidak asli? Atau, apakah dia masih hidup? Ini membuat kudukku meremang lagi.

Aku duduk di tempat tidurku sambil berpikir keras. Teleskop Ruang Angkasa Hubble telah diluncurkan ke orbitnya seputar bumi dari pesawat ruang angkasa Discovery pada 25 April 1990. Sekitar waktu itulah Ayah jatuh sakit; dia sakit persis setelah liburan Paskah 1990. Aku akan selalu ingat itu, tapi aku tidak memerhatikan bahwa waktu itu bertepatan dengan awal mengorbitnya Teleskop Ruang Angkasa Hubble mengitari bumi. Barangkali Ayah mengetahui bahwa dia sakit pada hari yang sama ketika Discovery diluncurkan dari Cape Canaveral dengan membawa Teleskop Ruang Angkasa Hubble, barangkali pada jam yang sama, menit yang sama.

Jika demikian, aku bisa mengerti mengapa Ayah begitu peduli dengan nasib teleskop itu. Sebenarnya, para ahli segera menemukan bahwa ada masalah optik yang serius dengan cermin utama teleskop itu. Ayah tidak sempat mengetahui bahwa kerusakan ini telah diperbaiki oleh para astronaut dari pesawat ruang angkasa Endeavour pada Desember 1993, karena itu terjadi hampir tiga tahun setelah dia meninggal. Tidak pula, tentu saja, dia tahu tentang semua peralatan tambahan yang fantastik yang dipasangkan pada Februari 1997.

Ayah meninggal sebelum dia bisa mengetahui bahwa gambar-gambar alam semesta yang diambil dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble adalah yang terjelas yang pernah bisa diambil. Aku telah menemukan banyak di antaranya di internet dan mencetak setumpuk besar salinannya untuk tugas spesialku. Sebagian gambar favoritku juga tergantung di kamarku, seperti gambar bintang raksasa Eta Carinae yang sebening kristal, yang jaraknya lebih dari 8.000 tahun cahaya dari sistem tata surya kita. Eta Carinae adalah salah satu bintang yang paling masif di Bima Sakti dan akan segera meledak menjadi sebuah supernova sebelum akhirnya mengerut dan membentuk bintang neutron atau sebuah lubang hitam. Favoritku yang lain adalah gambar kabut gas dan debu raksasa di Nebula Eagle (juga disebut M16). Di sinilah tempat lahirnya bintang-bintang baru.

Lihat selengkapnya