Meski berusaha kuat untuk menenangkan ekspresi Renata, namun drg. Ratri sendiri justru terhenyak saat mengetahui sosok yang keluar dari mobil dinas milik Brettwell Industries ini. Sosok dengan tampilan bak bidadari ini adalah perempuan anggun yang mengenakan kemeja broken white aksen kerah Victorian dan rok span warna biru navy dengan stocking warna senada dan sepatu stiletto hitam. Dialah Anita Koswara, sosok public relations Brettwell Industries yang dikenal cantik, berwawasan dan tentu saja profesional dalam menjalankan perannya untuk mendampingi jajaran direksi Brettwell Industries dalam setiap kesepakatannya dengan Patra Manunggal guna kerjasama pertambangan minyak.
Tidak bisa dihindari, Renata dan ibunya harus berpapasan dengan perempuan yang mereka benci. Anita mencoba menyapa drg. Ratri dengan senyuman lembut namun drg. Ratri tidak membalas tatapannya dan memilih tetap menatap ke arah depan dengan menyungging senyum tipis, seolah-oleh tidak terlihat siapapun di depannya saat itu. Sedangkan Renata tak bisa berpura-pura.
“Hueeeek,”dia mengeluarkan suara seperti akan muntah saat Anita berpapasan melewati mereka berdua.
Anita tetap tersenyum lembut tanpa menghiraukan sindiran sarkastik yang diberikan Renata padanya. “Jaga perilakumu sayang…” Sang ibu menegur anaknya perlahan. Saat masuk ke mobil, Renata masih bersungut-sungut dan drg. Ratri mencoba menghela nafas, menenangkan diri serta memastikan tangannya tidak gemetar sebelum menyalakan mobil.
Renata heran kenapa sang ibu tidak marah atau bertindak keras terhadap Anita, perempuan yang telah menjadi simpanan ayahnya. “Makan di kedai Tunas Asri, yuk!” Demikian ajakan drg. Ratri pada Renata begitu mesin mobil sudah menyala. Renata mengiyakan ajakan ibunya sembari berharap saat makan nanti, dia dapat mengobrol banyak dengan ibunya terutama tentang hubungan gelap ayahnya dengan Anita.
Sepanjang lima belas menit perjalanan menuju kedai tempat makan, tidak ada pembicaraan antara Renata dan ibunya. Suara yang terdengar hanyalah siaran Radio Kilamara Sakti yang secara tak sengaja memutarkan lagu Tutur Batin milik Yura Yunita. Jujur, Renata ingin menangis atas suasana hati ditambah nuansa yang muncul dari lagu ini.