Jam lima sore, Renata sudah merapikan diri dengan mengepang rambut panjangnya dan mengenakan kaos Uniqlo warna tosca berpadu celana monyet bahan navy selutut yang dibelinya di salah satu thrifting store waktu ke Jogja di awal liburan kelulusan lalu. Dengan membawa sekotak kue semprong pisang, Renata menuju ke rumah tetangga baru di depan rumahnya.
Renata cukup berjalan kaki menyeberang menuju ke rumah tetangga barunya. Sesampainya di depan rumah itu, perlahan dibukanya pagar kayu setinggi satu meter yang mengelilingi rumah dinias yang kini ditempati pak Danu dan Elijah. Dari jarak lima meter terlihat sosok gadis yang seumuran dengannya sedang menyiram tanaman.
“Hai, aku Renata, tetangga depan rumah…” Renata menyapa Elijah dengan santun.
“Hei, sori aku bersihin tanganku dulu, tadi abis nyabutin rumput juga, hehehe… aku Elijah,” Elijah sejenak membersihkan tangannya lalu mematikan keran air yang digunakan untuk menyiram tanaman lalu merekapun bersalaman.
Elijah mempersilakan Renata duduk di teras sembari meminta maaf karena di dalam rumah masih agak berantakan. Elijah juga berterimakasih atas buah tangan kue semprong pisang yang dibawa Renata untuknya. Pak Danu terlihat gembira saat anak bungsunya mendapat teman baru di hari pertamanya pindah. Elijah juga menyukai kue semprong pisang yang baru pertama kali ini dimakan olehnya. Kue yang menjadi jajanan sekaligus oleh-oleh khas KIlamara ini memiliki bentuk seperti crepes dengan aroma pisang yang digulung dengan isian lapisan butiran kristal gula di dalamnya.
Renata tidak banyak bertanya ketika mengetahui Elijah tinggal bersama ayahnya. Yang dia ketahui hanyalah Elijah nanti akan masuk di SMA yang sama dengannya, yakni SMA Kilamara Patra yang menjadi favorit dan terbaik di kota kecil penghasil minyak ini dan pak Danu akan mengajar ekonomi di sekolah itu juga. Meski Renata sebenarnya sangat penasaran kenapa Elijah tidak memiliki ibu.
Selama satu jam mengobrol, Renata dan Elijah lebih banyak membahas tentang gambaran nuansa bersekolah di SMA KIlamara Patra. Kegiatan apa saja yang kira-kira menarik, teman-teman SMP Renata yang akan masuk ke SMA itu juga, termasuk gambaran cowok-cowok keren yang berada di sana. Dalam momen ini, Renata terlihat antusias memberikan cerita tentang betapa tidak sabarnya dia untuk segera masuk SMA. Elijah lebih banyak mendengarkan dan sesekali menimpali dengan memancing pertanyaan seputar SMA Kilamara Patra. Meski baru saja bertemua, pertemuan pertama Elijah dan Renata ini membawa kesan seru, hangat dan menyenangkan. Seolah-olah mereka akan bersahabat lama mulai dari hari ini.
Esok harinya, gantian Elijah berkunjung ke rumah Renata di sore hari sembari membawakan peyeum, cemilan fermentasi singkong khas Jawa Barat. Kebetulan saat Elijah dan pak Danu akan pindah ke Kilamara, mereka berdua sengaja membawa oleh-oleh khas Tasik yang memang untuk diberikan pada tetangga sebagai perkenalan.
Ketika dipersilakan masuk dan melihat suasana di dalam rumah Renata, Elijah sempat merasa iri begitu melihar dr. Adam dan drg. Ratri pulang kerja dan disambut hangat oleh Renata. Keluarga itu terlihat begitu sempurna, Renata memiliki ayah dan ibu yang terhormat sebagai dokter, keluarga yang utuh dan menyenangkan. Elijah meski merasa “berbeda” setidaknya dia mendapat keramahan yang luar biasa dari Renata sekeluarga.