THE PAGEANT: Brain, Beauty, Bitchaviour

Ardhi Widjaya
Chapter #14

The Debate Trophy

Renata tetap mencoba bersikap tampak hangat di depan Elijah dan Harris. Sedetik setelah Elijah melepas genggaman tangannya, Renata menerima balasan pesan chat dari Devano.

“Kenapa? Kamu takut tidak jadi bermain total denganku yang selama ini kamu inginkan? Tenang aja sayang, aku tahu bagaimana harus bermain api.” Demikian balasan chat dari Devano.

Entah Devano atau Harris, keduanya sebenarnya pandai membuat perempuan penasaran dengan cara yang berbeda. Walaupun Renata seperti tersentuh melihat perilaku Harris pada Elijah namun yang diinginkan Renata saat ini adalah cara yang seperti dilakukan Devano.

Setelah melewati jeda satu hari untuk istirahat tanpa latihan debat, akhirnya tibalah hari pertandingan. Sejujurnya kompetisi debat ini akan digunakan Brettwell Industries sebagai sponsor utama untuk menggali informasi tentang perwakilan pendapat orang Kilamara terkait rencana perluasan site tambang minyak Brettwell Industries ke daerah Alas Kilam.

Tema ini dianggap begitu layak menjadi bahan debat mengingat masih terdapat warga asli Alas Kilam yang bertahan dengan adat persaudaraannya sejak abad kesembilan belas di masa penjajahan Belanda. Warga ini terkenal sulit diajak berkomunikasi dengan metode modern/ Penduduk asli Alas Kilam menganggap perkembangan jaman akan merusak persaudaraan yang telah mereka bangun. Apalagi mereka telah berhasil dalam menjaga kemurnian komunitasnya bahkan hingga Indonesia merdeka.

Dalam kompetisi ini Devano terlibat sebagai tim adjudicator yang memberi penilaian di babak penyisihan. Anita Koswara sebagai perwakilan garda depan Brettwell Industries-lah yang terlibat sebagai salah satu dewan juri pada babak final yang tentu saja Devano akan dianggap masih junior untuk menempati posisi tersebut.

Sebelum bertanding, drg. Ratri memberi semangat pada Renata dengan memberinya bandana baru motif polkadot hitam putih untuk disematkan di atas kepala Renata. “Kamu harus tetap terlihat menarik meski urat tenggorokanmu akan tegang saat berdebat, nak…” Begitu pesan sang Ibu.

Mosi-mosi awal yang dimunculkan pada babak penyisihan masih berupa tema yang tidak terlalu berat, seperti pro dan kontra adanya PR dari guru atau perdebatan soal kewajiban penggunaan sepatu warna hitam di sekolah.

Tim SMA Kilamara Patra berhasil maju ke grand final. Inilah saat tema utama diajukan menjadi bahan debat, yaitu sebuah mosi yang berbunyi: This House Would replace the indigenous Alas Kilam to a modern residence.” Dengan terbentuknya mosi debat demikian, seolah-olah warga Alas Kilam sangat perlu diubah konsep persaudaraan kunonya atau yang dalam Bahasa Inggris disebut indigenous untuk menjadi kehidupan modern seperti masyarakat masa kini.

Sungguh menantang, Renata dan tim SMA Kilamara Patra mendapat bagian sebagai tim oposisi yang berarti menentang pemindahan lokasi warga Alas Kilam ke hunian masyarakat modern.

Lihat selengkapnya