Anita pergi ke luar kota sejak Jumat sore sepulang kerja, katanya ada urusan kerjaan di Jakarta yang Elijah tidak terlalu mengerti apa. Sedangkan pak Danu dari kemarin Sabtu pagi juga ke Surabaya urusan kulakan barang untuk Manunggal dept. store.
Pagi ini, minggu jam enam, dengan rambut yang masih belum disentuh shampoo apalagi sisir, Elijah memilih untuk membuat sarapan nasi goreng mentega yang praktis. Ditambah topping irisan wortel dan buncis yang tersisa di kulkas membuatnya sudah tak sabar menyantapnya.
Sesaat setelah dituangkannya seporsi nasi goreng yang dia masak, ada yang mengetuk pintu rumahnya. Elijah meletakkan sejenak sepiring nasi gorengnya lalu dia berjalan menuju bagian ruang tamu untuk membuka pintu utama rumahnya.
“Hmmm aroma mentega, kamu bikin nasi goreng ya? Tapi belum jadi warga Kilamara kalau belum sarapan pecel!” Renata membawa sebungkus pecel, dia tampak sudah segar dengan aroma body butter vanilla.
Elijah mempersilakan Renata untuk langsung masuk ke dapur sekalian sarapan dengannya. Sebenarnya Elijah kalau saat tinggal di Tasik, biasa sarapan Batagor di warung dekat SMP-nya dulu. Tapi pecel di Kilamara cenderung pedas, agak belum cocok buat dirinya.
“Tenang aja, ini sambel kacangnya nggak pedes, kamu makan aja tanpa nasi, kan nggak cocok kalau dicampur nasi goreng bikinanmu. Orang sini biasa sarapan pecel El, makanya mulutnya pedes kayak aku, hahaha,” Renata tertawa lepas.
Elijah berusaha tenang meski menebak maksud di balik keramahan Renata pagi ini. Renata tampak tetap riang menemani Elijah sarapan. Elijah mengakui pecel dengan sambal kacang buatan drg. Ratri, ibunya Renata ini enak, rasanya tidak terlalu menyengat, cocok buatnya, mirip saus kacang batagor dengan rempah yang lebih kaya seperti kencur dan daun jeruk.
“Enak Ren, pecel bikinan ibu kamu, makasih ya… “ Elijah berterimakasih.
“Iya El, sama-sama, kami tau kamu pasti butuh temen sarapan pagi ini, makanya aku ke sini, sekalian mau ngasi tau ini….” Renata mengeluarkan HPnya dan membuka folder foto untuk ditunjukkan pada Elijah.
Elijah terbelalak, rasanya dia ingin memuntahkan seluruh isi pecel lezat yang baru saja disantapnya. Ada sekitar empat foto di HP Renata yang menunjukkan Anita, kakaknya sedang berduaan bersama dr. Adam, ayah Renata di Malang, bukan di Jakarta. Ada foto yang menunjukkan mereka bergandengan tangan dan ada juga ketika mereka sedang makan berdua dan dr. Adam mengusap pipi Anita Koswara. Jelas pose-pose dalam foto tersebut menunjukkan lebih dari sekedar relasi orang yang bekerjasama.
Renata menjelaskan kalau dirinya dan ibunya sudah terbiasa menerima informasi seperti ini dari orang-orang yang memperhatikan keluarganya. Selanjutnya tergantung Elijah akan membiasakannya atau tidak.
Atas apa yang ditunjukkan Renata padanya, Elijah bertanya kenapa dia harus ditunjukkan hal demikian oleh Renata. Dia bertanya dengan nafas yang sesak, tenggorokan terasa tercekik oleh rasa dongkol yang bersumber dari dalam dadanya.