Elijah yang dulu waktu di Tasik terbiasa mudah menghubungi Yuna sahabatnya semasa bersekolah di SMP, sekarang harus atur waktu dulu untuk ketemuan melalui online video call. Wajar saja, Yuna di Tasik jadi pengurus OSIS dan kerja paruh waktu jadi guru les, Elijah sendiri selain sibuk bekerja paruh waktu di kafe, dia harus mengikuti kegiatan dinas pariwisata kota Kilamara sebagai juara tiga Adinda Kilamara.
Apalagi pada masa berduka, Renata banyak absen melakukan tugasnya sebagai pemenang Adinda Kilamara dan juga si pemenang kedua malah dapat kesempatan pertukaran pelajar ke Singapura lewat jalur akademik. Jadi setidaknya sampai tiga bulan ke depan atau seratus hari meninggalnya drg. Ratri Damayanti, ibunda Renata, tugas Adinda Kilamara banyak diemban-kan pada Elijah.
Untung tugas nya masih terbilang ringan seperti mengunjungi panti sosial dan diundang ke acara kontes serupa di beberapa kota kecil lain yang berada di sekitar Kilamara sekaligus untuk mempromosikan pariwisata daerah masing-masing. Sejenak kembali pada kisah persahabatan lama antara Elijah dan Yuna, saat mereka video call yang membuat semua terasa seru adalah waktu mereka mengobrol soal makanan, sesekali Elijah juga cerita tentang Harris dan Yuna bercerita soal pacarnya di Tasik, namun obrolan soal makanan menjadi topik yang senantiasa hangat di antara mereka berdua.
Di saat Elijah mulai menikmati perannya sebagai salah satu juara Adinda Kilamara, pekerjaan paruh waktunya dan aktivitas sekolahnya, lain halnya dengan Anita sang kakak. Rumor perselingkuhan Anita dengan dr. Adam Jatikusumo mulai merebak. Apalagi di hari meninggalnya drg. Ratri Damayanti, beberapa pasang mata ibu-ibu perumahan tak sengaja melihat Anita turun dari mobil dr. Adam sekitar seratus meter dari gerbang perumahan.
Anita mencoba tetap terlihat kalem ketika ibu-ibu di perumahannya bertanya ingin tahu dengan mengajukan pertanyaan bernada investigatif “kabarnya waktu drg. Ratri bunuh diri, suaminya lagi check in sama perempuan lain, masa sih mbak Anita nggak tau siapa? Bukannya drg. Ratri itu yang biasa periksa gigimu ya? Emang gak pernah diceritain?” Untuk pertanyaan ini, Anita hanya merespon, “wah ndak tau saya bu…”
Belum lagi staf Public Relations yang baru lolos masa training tiga bulan sekaligus orang hasil rekrutan Anita sendiri di Brettwell Industries juga mulai ingin tahu “Mbak Anita abis jadi juri Adinda Kilamara terus ke mana sih? Kan Senin-nya ambil cuti tuh, staycation ya? Sama siapa?” Oleh Anita dijawab kalau dia ke Jakarta menjenguk ayahnya di penjara. Tapi Kilamara itu kan kota kecil sekali, Kalau disinkronkan dengan waktu ketika Anita sampai rumah di Senin siang, tentu itu waktu yang tidak logis untuk perjalanan Jakarta – Kilamara yang jarak lebih dari 600km. Lagipula beberapa pasang mata sudah memperhatikannya turun dari mobil dr. Adam.
Sudahlah, penjelasan sok logis yang disampaikan Anita akan susah untuk dicerna manusia generasi internet yang membuat perangai mereka lebih canggih dari kamera pengawas sekalipun. Dia mau bilang perjalanan ke Jakarta lewat pesawat? Come on Kilamara hanya punya satu bandara kecil dan penerbangan dari Jakarta setiap hari hanya satu kali.
Hal yang dijadikan pilihan utama saat ini hanyalah bagaimana untuk tetap fokus pada karir dan pekerjaannya, inilah yang dipikirkan seorang Anita Koswara guna menghindar dari rumor atas dirinya sebagai pelakor – perebut laki orang dan penyebab bunuh diri drg. Ratri Damayanti. Terutama ketika tugas Anita di kepanitiaan kontes Adinda Kilamara sebagai pendamping pemenang juga dicabut.