Demikianlah hujatan yang muncul dalam tiga jam setelah konten tersebut dipublikasikan Anita, dia baru menyadari setelah dia longgar dari kesibukannya menangani pekerjaan hari ini dan mengecek media sosialnya. Konten tentang audiensinya bersama Brettwell Industries ke Alas Kilam itu sudah dikomentari oleh lebih dari seratus tiga puluh hujatan, tidak hanya dari Kilamara, ini sudah netijen Negara +62. Ternyata jumlah pengikut akun Anita menjadi lima ribu lebih dalam tiga jam tersebut, nahasnya semuanya hater.
“Mbak gimana ini, kok komennya pada gitu di medsosmu? Tutup komentar dulu aja sama di-private akunmu.” Sosok PR junior memberi saran yang terlihat bijak pada Anita.
Anitapun segera melakukan saran bawahannya yang bernama Laras, seorang fresh graduate lulusan jurusan komunikasi kampus negeri di Surabaya. Meski demikian, langkah ini bukanlah solusi sesungguhnya yang diperlukan untuk perbaikan citra diri Anita Koswara dan tentu saja Brettwell Industries.
“Kenapa IG teteh digembok sekarang? Coba dibiarin kebuka, udah jadi selebgram pasti sekarang jumlah followernya langsung meroket!” Elijah bercanda sekaligus menyindir sang kakak yang diam saja mendengar celotehan adiknya malam itu kala mereka berdua sama-sama lelah beraktivitas seharian.
Hari-hari Anita makin berat di kantor. Perusahaan kini banyak mengalihkan tugas-tugasnya pada Laras yang masih sosok PR junior di Brettwell Industries. Belum lagi sudah dua bulan lebih sejak kejadian bunuh diri drg. Ratri, Anita sama sekali tidak mendapat kabar dr. Adam. Kekasih hubungan gelapnya itu sama sekali tidak menghiraukannya. Ingin rasanya Anita menghampiri dr. Adam ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Patra namun tentu saja tindakan ini akan berkesan sangat mencolok dan mencuri perhatian publik Kilamara yang tidak seberapa jumlahnya.
Alasan dr. Adam menjadi acuh tak acuh pada Anita, tentu saja karena dr. Adam lebih banyak memberi perhatian pada Renata, putri semata wayangnya. Kini, perlahan Renata mulai bangkit dari traumanya, apalagi dia ingat memiliki tugas sosial sebagai pemenang Adinda Kilamara. Sekarang sudah masuk minggu terakhir bulan Oktober. Renata tidak ingin pada saat acara akbar kolaborasi beberapa fashion designer nasional dengan Brettwell Industries di serangkaian program kerja Adinda Kilamara di bulan Desember nanti tidak melibatkan dirinya. Perhelatan itu sangat Renata harapkan untuk menunjukkan jati dirinya yang kuat dan memesona.
“Satu hal intuk membuatku makin kuat setelah trauma ini, aku mau ayah mempercayakan ke aku untuk menangani Anita. Aku tau kok yah, dalam hal ini ayah hanya punya satu pilihan: AKU!” Renata membuka argumen pada ayahnya, dr. Adam Jatikusumo di Senin pagi saat sarapan sebelum dia berangkat sekolah ke SMA Kilamara Patra dan ayahnya bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Patra. Sang Ayah hanya merespon dengan “he em” sembari terus melanjutkan aktivitasnya menyantap menu sarapan yang dibuatkan oleh asisten rumah tangga.
Sebelum drg. Ratri Damayanti meninggal, keluarga terpandang ini merasa tidak perlu memiliki asisten rumah tangga. Mereka bergiliran mengerjakan tugas domestik satu sama lain tak terkecuali dr. Adam Jatikusumo. Memang perangainya tampak sebagai suami idaman, meski demikian dr. Adam tetaplah pribadi yang sulit untuk setia. Sifat sang ayah yang demikianlah yang begitu dibenci oleh Renata.