Tidak mudah untuk merespon lokalisasi yang sudah ada entah sejak kapan di kota minyak ini. Jelas pria-pria eksekutif dari Patra Manunggal atau Brettwell Industries tidak ada yang berminat untuk wisata lendir di kawasan yang terlalu blak-blakan akan citra mesumnya seperti Sono Agung. Para pria eksekutif ini lebih memilih memiliki skandal tersembunyi meski akhirnya terkuak dan jadi rahasia umum seperti yang dilakukan dr. Adam Jatikusumo, ayah Renata ketika menjalin hubungan gelap dengan Anita Koswara.
Perubahan citra daerah yang dianggap nista seperti Sono Agung akan diubah menjadi area penuh karisma sesuai namanya melalui kegiatan filantropi Brettwell Industries dan instansi pariwisata setempat, Sono Agung akan diubah konsepnya menjadi kawasan budaya dan seni Kilamara lalu mulai dilakukan pembinaan untuk para Pekerja Seks Komersial di kawasan yang saat ini dianggap daerah mesum untuk lebih produktif mengerjakan bidang lain yang tidak berhubungan dengan menjajakan tubuh dan kelamin mereka.
Tentunya melalui serangkaian program kontes kecantikan Adinda Kilamara, sudut di kota Kilamara yang selama ini jadi bahan cibiran masyarakat setempat diharapkan mulai berubah pandangannya di mata orang-orang Kilamara. Padahal tidak semua sudut di wilayah Sono Agung digunakan untuk prostitusi. Ibarat peribahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga, demikian yang menimpa area ini. Hanya saja memang Sono Agung tidak se-agung namanya. Kawasan ini cenderung masuk aktegori daerah miskin yang diselimuti kekayaan alam berupa tambang di kota KIlamara.
Sebagai cara adaptasi Brettwell Industries sebagai perusahaan minyak Amerika untuk menjaga hubungan baik dengan penduduk sekitar di tempat pabriknya dikembangkan, tentu membuat Brettwell harus terus berinovasi mengemas program kemasyarakatan melalui teknik public relations. Setelah gagal bernegosiasi dengan masyarakat Alas Kilam untuk perluasan daerah tambang di area milik suku pedalaman tersebut saat Anita Koswara menjabat sebagai PR eksekutif, Brettwell Industries berharap sponsorship yang dilakukannya untuk merubah citra lokalisasi Sono Agung dapat memberikan simpati penduduk kota kecil ini.
Sono Agung Adi Busana adalah judul acara yang akan diusung untuk menyemarakkan malam tahun baru 2025 kota Kilamara di perbukitan wilayah Sono Agung. Semarak acara yang didukung Brettwell Industries ini konon akan menggandeng dua desainer muda fesyen terkemuka nasional, mereka adalah Mima Hastari dan Regina Wongso.
Mima Hastari memiliki merk fesyen etnik bernama Ma-Ha yang kerap mengusung konsep busana dari kain tenun dengan metode jahit patchwork dipadukan dengan kain katun. Dalam dunia fesyen, Ma-Ha yang dibawakan Mima Hastari ini dikenal dengan metode bsuana layering yang berkesan berani dan gaul.
Regina Wongso cenderung menonjolkan nuansa sophisticated dalam rancangannya. Modifikasi batik, itulah jenis corak yang ditonjolkan oleh Regina Wongso. Potongan atau couture yang dibuatpun memberi kesan lebih dewasa dan elegan. Merk busana yang dibawakannya bernama ReginArt.