Lukisan Misterius
Bab 3
Arumi Dewi
Aku tertegun memandangi rumah tersebut. Namun, aku di kejutkan oleh suara seseorang yang menegurku dari belakang.
"Mas, mencari siapa, yah?" tegur seseorang yang suaranya berasal dari arah belakang. Aku sedikit terperanjat, kemudian wajahku kupalingkan ke belakang.
Tampak seorang lelaki paruh baya memegang cangkul dan golok di pinggangnya. Kelihatannya ia baru pulang dari ladang.
"Eh, maaf Pak! Aku lagi kebingungan cari rumah om-ku, Pak."
"Kalau boleh tahu nama dan alamat lengkapnya, Mas, siapa tahu aku mengenalnya," ucap Bapak tersebut.
"Namanya om Badrun, Pak! ini alamat lengkapnya," ucapku sambil menunjukkan alamat lengkapnya lewat layar ponsel yang aku ambil dari saku celana.
"Oh, Pak Badrun tengkulak kopi dan cokelat, itu," ucap lelaki paruh baya tersebut.
"Iya, sepertinya benar Pak! Kata orang tua saya, sih, om itu membeli hasil bumi para petani di tempat ia tinggal," ucapku menegaskan. memang om Badrun menurut keterangan mama kemarin di lampung bisnis hasil bumi.
"Memangnya mas dari mana, yah?" tanya lelaki paruh baya yang memakai pakaian lusuh banyak bekas tanah menempel di kaos dan celana cingkrangnya.
"Perkenalkan, Pak! Namaku Armando. Asal dari Jakarta. Kebetulan aku lagi cuti liburan dan mau mengunjungi om di sini. Kalau Bapak sendiri siapa namanya dan tinggal di mana Pak?" ucapku memperkenalkan diri sambil bertanya jati diri lelaki paruh baya tersebut.