The Partner Next Door

Tia Givanka
Chapter #17

Bagian 17

“Nih. Tapi lo gak harus bohong kayak tadi sore juga.” Diora menyerahkan sebotol infused water pada Diego yang sedang berolahraga di depan rumah sore itu. “Ya tapi makasih juga sih karena lo gue jadi ada alesan.”

“Dia buat lo gak nyaman?” Kedua tangan Diego bertopang di atas tembok pembatas antara rumahnya dan rumah Diora. Keringat meluruh dari dahi ke dagunya.

“Bukan, bukan gak nyaman kayak gitu. Lo udahan latihannya?”

Diego mengangguk, matanya mencari mata Diora yang selalu saja menolak. “Udah. Dia ganggu lo?”

“Gak. Lo lanjut aja latihannya.”

“Gue udah selesai. Dia mantan pacar lo, kan? Lo putus sama dia gak baik?”

“Baik. Baik, cuma...” Diora menggaruk tengkuknya, bingung harus menjelaskan apa pada Diego. “Udah deh. Kenapa lo jadi kepo banget sama gue, sih? Jangan-jangan lo mulai tertarik ya sama gue?”

Diego mendesis, dia kembali melihat sosok Diora yang biasa. Cewek itu mampu memasang wajah mengejek. “Iya gue tertarik menjalin suatu kerja sama.”

“Ha? Gue bukan pengusaha, lo harusnya datengin Bang Wildan.”

“Ini bukan yang ngehasilin duit. Tapi bakal ada keuntungan buat lo sama gue.”

“Ha? Gue gak ngerti maksud lo apaan.”

“Makanya jelasin dulu kenapa lo bisa putus dari Bag...Bagan?”

“Bagas.”

“Iya itulah. Gue minta penjelasan soal kenapa lo bisa putus dari Bagas itu.”

Diora mendekatkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak satu jengkal dari Bagas. Kedua matanya menelisik raut wajah cowok itu saksama. “Gini ya sempak kendor, lo gak punya hak untuk tau lebih dulu tanpa ngasih tau lebih dulu ke gue.”

“Menarik.” Diego menarik tubuhnya makin dekat hingga sepenuhnya menempel dengan tembok. “Gue... gue putus dari pacar gue secara gak baik-baik. Dan gue mau buat dia sadar kalo cuma gue cowok yang cocok sama dia.”

Diora hampir saja menyemburkan tawanya di depan wajah Diego. Cowok itu benar-benar percaya diri sekali. “Emang ya kalo urat malunya udah kendor jadi pede aja kayak lo, sempak kendor. Maksud lo, gue bakal bantuin mantan lo buat balik sama lo?”

“Gak secara langsung. Kita bisa buat perjanjian nanti.”

“Kalo lo masih suka sama dia ya lo harusnya berjuang sendirilah. Aneh lo.”

Lihat selengkapnya