The Partner Next Door

Tia Givanka
Chapter #33

Bagian 33

Diora menusukkan garpu ke atas tempe goreng dengan keras ketika Diego mulai buka suara. Tidak bisakah cowok itu berbicara nanti setelah selesai makan? Kalau yang disampaikannya membuat Diora jengah yang ada nanti dia tidak nafsu untuk makan.

“Lo ngerti etika makan, gak? Gak boleh ngobrol pas makan.”

Diego berdecak, “Ntar kalo udah selesai lo mau bilang kalo nasi di perut lo belom turun, gitu?”

Diora mengangkat bahu tak acuh lalu mulai makan. Dia tadi mengambil lauk tempe goreng dengan sayur bunga pepaya dari prasamanan. Dengan menu sederhana seperti ini sudah membuat Diora senang, rasa pahit dan gurih tempe berpadu menjadi satu rasa yang mewah.

“Enak banget ya, Ra?”

Kedua mata Diora tanpa sadar sedari tadi menutup menikmati kemewahan rasa, dibukanya kedua mata itu dan melihat Diego yang menatapnya tertegun.

“Ha? Sori, jadi lo mau ngomong apa?”

“Maafin gue. Gue tau harusnya kemaren gue gak ninggalin lo gitu aja, apalagi pake alesan keluarga Sarah. Gue tau harusnya gue ada bareng sama lo karena lo udah gue anggep sebagai gebetan.”

“Tunggu deh, jadi kita ini masih gebetan atau udah pacaran, sih?”

“Gebetan setengah pacaran. Gimana?”

“Oke. Terus?”

“Gue... janji deh kalo ada acara lain gue gak bakal ninggalin lo, apalagi cuma berdua sama Gilang kayak kemaren.”

“Ah kayaknya Gilang gak seburuk yang lo bilang. Emang player, tapi dia perhatian.”

“Jangan mulai ya, cewek bar-bar.”

Setelah menghabiskan sepiring nasi dengan segelas es teh, Diora menutup mulutnya yang hampir bersendawa. Perutnya kini sudah kenyang. Di luar, senja sudah mulai hilang, digantikan dengan kelabu. Lampu-lampu dari bangunan-bangunan yang ada di sana sudah menyala terang, menerangi setiap sudut kota.

Diego mengajaknya untuk kembali pulang, berkendara kembali membelah jalan menuju rumah. Sesekali mereka berbincang seputar topik yang tidak masuk akal atau seringkali seputar aktor luar negeri.

“Jadi lo udah maafin gue?”

“Udah. Kenapa belum?”

“Ya siapa tau lo minta perhatian gue, kan.”

“Gak usah GR jadi orang!” Diora berbalik, setengah berlari memasuki rumah.

Di belakang, Diego mengulas senyum tipis sebelum memasukkan mobil ke halaman rumah.

***

Lihat selengkapnya