Tidak tau bagaimana ceritanya Diora kini duduk manis menunggu Diego yang sedang mengantri untuk membeli Chatime. Kalau sudah urusan Chatime rasanya Diora jadi lemah. Gampang termakan umpan. Tapi Chatime memang enak.
Dari luar, Diora bisa melihat sosok Diego dari balik kaca. Duduk manis menunggu pesanan. Ada beberapa orang juga yang menunggu di sana. Sekitar lima menit kemudian, Diego keluar dengan dua cup Chatime.
“Gue kirain lo beli buat gue semua.” Diora menerima Chatime dari tangan Diego.
“Udah gue bilang, jangan keseringan beli minuman kayak gini dan jangan kebanyakan. Bagusnya itu minum air biasa. Air bening. Air putih,” ujar Diego memberi penjelasan.
“Iya, gue ngerti.” Diora mulai menyeruput Chatime, menikmati setiap rasa yang bergumul di dalam mulutnya. “Enak banget jadi seger.”
“Ya iyalah seger. Coba lo ngaca, kucel banget lo karena belum mandi.”
“Bodo amat, gue jalan sama lo ini, bukan sama pasangan gue beneran. Wek!”
Diego mendesis dan menyeruput Chatime-nya keras. “Cepet cerita. Gue mau denger.”
“Once upon a time there lived a beautiful girl named Diora. She—“
“Huuush, gue gak mau denger dongeng khayalan kayak gitu, apalagi tokoh utamanya lo.”
Diora mencebik dan mencubit lengan Diego yang terbuka hingga cowok itu meraung. “Jadi awalnya itu kating nyuruh jadi cosplayer. Apa aja. Gue kan bingung tuh, tadinya mau jadi karakter Larva merah, tapi ribet kudu buat kostumnya dulu daaan karena gue ngeliat Dora pagi-pagi, gue jadi kepikiran deh.
“Akhirnya, gue cari baju dan celana. Kebetulan ada yang sesuai dan kebetulan lagi rambut gue masih pendek. Naah hari Sabtu gue dateng tuh ke acara, terus langsung disorakin dan banyak yang minta foto. Gue mendadak jadi seleb. Dari situ gue akhirnya dikenal jadi Dora bukan Diora.”
Diego yang duduk di depannya itu menyeruput Chatime sejenak sebelum akhirnya tertawa terbahak hingga kedua bahunya berguncang hebat. ”Gue gak tau ya harus seneng atau bangga karena punya tetangga dan partner yang terkenal gini.”
“Tuhkan, nyesel gue jadinya cerita. Gue tau reaksi lo pasti bakal kayak gini. Nyebelin.”
“Sori, tapi emang lucu sih. Lo jadi buat brand buat diri lo sendiri.”
“Apaan yang bagus dari brand si Dora? Nyebelin iya.”
“Tapi emang sesuai sama lo, sih. Sama-sama nyebelin.”
Diora hanya bisa menyeruput Chatime berulang kali supaya meredakan amarahnya pada sosok di depannya ini.
“Gue juga punya cerita, ini kejadian tahun lalu pas ospek di univ. Jadi, ada anak nyasar ke Teknik. Padahal dia anak FKIP. Gue harap itu bukan lo,” Diego buka suara kemudian.