Hari ini adalah hari di mana mereka akan berlibur ke Pulau Pisang, beruntung Diora tidak ada ujian pada hari Jum’at sedang hari Senin sendiri adalah hari libur nasional. Diora sudah menyiapkan barang-barang di dalam ransel yang jumlahnya tidak terlalu banyak, toh liburannya juga hanya sebentar dan Diora tidak merasa masalah memakai pakaian yang sama selama dua hari.
Dengan langkah lebar Diora keluar dari kamar dan memanggil Diego begitu dia sampai di halaman depan. Cowok itu keluar dengan celana selutut dan kaus oblong yang warnanya sudah pudar. Lalu dia mulai memasukkan barang milik Diora ke dalam mobil Gilang. Gilang juga terlihat membantu dan saat itu Diora baru sadar jika Gilang membawa seorang cewek yang nampak kebingungan tidak tahu harus apa.
Diora memutuskan berkenalan dengan cewek itu yang bernama Kinar dan dia adalah teman Gilang. Diora sih mengira cewek itu adalah gebetan Gilang atau bisa jadi mangsa baru yang sudah terjerat umpan.
Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal mereka berpamitan. Sebelum pergi, Wildan memberikan ceramah cukup panjang pada Diego, bahkan dia sampai mengancam jika terjadi apa-apa dengan Diora maka Diego yang akan menanggungnya.
Mereka akhirnya berangkat.
Rencananya mereka akan berkumpul di rumah Sarah terlebih dahulu, melihat barang bawaan sebelum akhirnya pergi.
Kediaman Sarah hari itu tidak terlalu ramai, hanya ada lima orang tambahan, tiga orang cowok dan dua orang cewek yang pernah Diora lihat sekilas ketika pesta ulang tahun Sarah. Diora hampir merasa canggung kalau saja dia tidak merasa diikuti oleh Kinar yang segera menjadi teman baiknya saat itu. Setidaknya Kinar menatapnya dengan biasa, tidak dengan dua orang cewek yang berdiri beberapa meter darinya.
Menghembuskan napasnya berat, Diora tersadar bahwa mungkin saja ini adalah hari terakhirnya menjalani kerja sama dengan Diego. Biasanya memang seperti itu bukan, ada suatu kejadian ketika bepergian dan mereka akhirnya kembali bersama.
Ada rasa keraguan dan ketidak relaan dalam diri Diora sebenarnya namun dia tidak mau menunjukkan semua itu.
Sekitar sepuluh menit kemudian mereka semua bersiap. Diora sudah mempersiapkan diri kalau-kalau Sarah akan berada satu mobil dengannya, namun tidak, cewek itu memilih untuk berada di mobil lain. Mereka berangkat menggunakan dua mobil. Diora berada di mobil Gilang dengan Diego dan Kinar. Sama seperti tadi.
Perjalanan itu sendiri akan memakan waktu yang cukup lama, namun dua cowok yang duduk di depan itu tahu bagaimana membuat suasana menjadi tidak sepi. Mereka berkelakar dan membuat Diora tahu bahwa keduanya sangat dekat. Sementara Kinar yang tadinya hanya menahan tawa, beberapa kali melepas tawanya. Untuk Diora sendiri tidak usah ditanya, dia adalah orang yang tidak bisa menahan tawa, bahkan tawanya saja bisa membuat orang lain tertawa.
Kinar tertidur dan itu juga membuat Diora mengantuk dan tertidur. Sekitar satu jam kemudian dia bangun sembari menata pikiran bahwa dia ada di dalam mobil. Lehernya terasa sedikit sakit karena posisinya tidur tadi.
Tak lama mereka berhenti di SPBU. Diora segera meloncat turun dan berlari memasuki toilet untuk membuang air kecil. Ketika kembali dia mendapati Diego yang kini gantian duduk di belakang kemudi.
Perjalanan kembali mereka lanjutkan. Diora yang sudah merasa tenang karena sudah membuang sesuatu dari tubuhnya itu mengambil alih suasana mobil dengan kebiasaannya melucu. Tak butuh waktu lama mobil itu kembali riuh dengan tawa.
Mereka sampai di pelabuhan ketika hari menjelang sore, barang-barang diturunkan. Meskipun barang yang dibawa Diora dikit namun Diego kukuh tidak membiarkan Diora membawa barang itu sendiri. Sehingga dia menggendong dua ransel—miliknya dan milik Diora—pada masing-masing pundak. Cowok itu juga menuntun Diora untuk menaiki perahu yang sudah Sarah pesan sebelumnya.