Sajak Derai Ombak

Bernika Irnadianis Ifada
Chapter #25

Jangan Terlalu Patah Hati

Bukannya aku tidak memiliki perasaan. Aku punya perasaan itu, tapi aku mohon suatu hari jangan pernah membatasi ruang rinduku untuk kamu.

***

Aku mengelap air mataku yang jatuh mlalui pipinya. Tanganku tak berhenti mengetikkan beberapa kalimat di dalam ponselku. Pesan itu ku kirimkan untuk Kasa.

"Setahu nenek, Devan belum punya pacar," suara wanita paruh baya terdengar dikedua telingaku. Membuatku segera menghentikan tangisannya. Menatap wanita paruh baya itu lalu tersenyum sopan.

"Saya neneknya Devan. Kamu pacarnya cucu nenek?" aku hanya diam.

"Devan nggak pernah cerita soal perempuan sama nenek. Makannya nenek berusaha buat jodohin dia sama April, teman kecilnya yang ada di Milan juga," wanita berwajah asia itu mulai bercerita.

"Nenek akan batalin perjodohan Devan sama April. Dan secepatnya kamu sama Devan harus menikah," ucapnya penuh harap.

Aku memeluk wanita paruh baya itu. Menangis lagi karena mengingat ucapan yang dilontarkan Devan tadi. "Nek, Dev sepertinya marah sama Aileen."

"Nenek sudah tahu sejak tadi. Nenek melihat kamu yang terburu buru sekali waktu keluar dari kamar inapnya Devan. Terus nenek ikutin kamu sampai sini sambil melihatmu yang sedang menangis. Sebenarnya kalian marah kenapa?" aku hanya diam.

"Nggak usah dijawab pun nggak papa. Kalian sudah dewasa, apapun alasannya kalian harus bicarakan baik baik. Buat Devan jatuh cinta lagi sama kamu, ya?" ucapnya sambil mengelus rambutku pelan.

***

"Nggak mungkin Devan nggak jatuh cinta lagi sama kamu, Ai," ucap April.

Kami sedang menikmati pemandangan disekitaran kota. Duduk dibangku yang ada di taman dekat jalanan trotoar. Aku menatap datar ke arah depan. Menatap banyak orang dan menikmati kebisingan suara orang orang.

Lihat selengkapnya