Sajak Derai Ombak

Bernika Irnadianis Ifada
Chapter #30

Titik Menjadi Pengakhiran

Perjalanan jauh mungkin akan terasa melelahkan. Dan titik akhirku ada diujung kegelisahanku, tidak mungkin bisa ditebak sampai tahu bahwa dia ternyata akan segera pergi.

***

Apa kabar, Dev? Baik? Kamu belum dengar ceritaku yang satu ini, kan? Sebelum kamu pergi buat operasi, aku sudah menemuimu duluan di alam mimpiku, Dev. Di sana aku bertemu dengan Bumi, kamu, juga Kasa. Aku seperti perempuan yang mempunyai tiga perlindungan sekaligus.

Awalnya, aku mau menemui Bumi. Tapi, dia malah tersenyum lalu pergi sambil melambaikan tangannya. Aku bingung sekali di situ, akhirnya aku mencoba menemui kamu. Kamu nggak pergi seperti Bumi, malahan di depan kamu ada pembatas kaca yang menghalangiku untuk memegang tanganmu.

Kamu cuma bilang sama aku, "Derai ombak itu kamu, Aileen. Seperti berlayar yang akan menuju samudera menggunakan perahu yang sama. Untuk membenahi perihal rasa yang semula rapuh. Hingga saatnya, waktu yang bisa menjawab semua tentang cerita ini, tentang kita, masa lalu kamu, lalu orang baru yang akan menyembuhkan lukamu selain aku juga Bumi."

Dan beberapa kalimat lagi sudah menjadi bukti bahwa kamu memang pergi mendahuluiku, Dev, "Ai, dunia itu bukan tentang perihal pergi lalu kembali saja. Dunia itu ada beberapa kisah yang harus kamu lalui bersama orang yang tulus mencintai kamu. Dan hanya Kasa-lah orang yang paling tepat buat kamu."

Aku melihat Kasa, dia tersenyum ke arahku. Lalu dengan perlahan aku berjalan ke arahnya. Kamu tahu apa yang terjadi? Kasa nggak pergi seperti Bumi dan nggak seperti kamu yang di depannya ada pembatas kaca.

Di situ aku menangis. Kasa sudah merentangkan tangannya minta dipeluk. Aku memeluknya begitu erat, aku nggak mau semua orang yang sudah ku kenal lalu pergi meninggalkanku seperti kamu juga Bumi.

Dan dalam satu hari itu, aku menemui Kasa. Dan perlindunganku hanya satu, yaitu Kasa.

Bagaiamana? Sudah tahu? Atau ingin mencari jawaban dari teka teki yang diberikan olehku dulu? Oke, iya aku tahu kapan kamu merasa kesepian diakhir kalimat ini setelah selesai. Dan ini bukan lagi tentang sepi tapi tentang bahwa kamu pasti merasa kehilangan juga.

Sudah bertahun tahu aku menceritakan semua ceritaku kepada pembaca. Menyelesaikan tulisanku agar aku bisa melunasi semuanya kepada pembaca. Satu hal lagi yang membuatku merasa menjadi diriku sendiri, ketika kamu menginginkan aku untuk dibaik baikan saja.

Halo dunia? Bumi sedang sama siapa? Lalu Dev sedang apa? Pertanyaan itu sering membuatku merasa ingin ikut dengan mereka. Namun, di sini aku harus memperjuangkan orang yang akan segera pergi terlebih dahulu. Yang nantinya akan menjadi penjelasan di akhir ceritaku.

Pada bab pertama, mungkin aku menebak bahwa Dev akan menjadi rumahku untuk kembali pulang atau pun sebaliknya. Nyatanya salah, kan? Aku pikir rencana manusia semuanya akan menjadi terlaksana tapi nggak sama sekali.

Aku justru nggak tahu akan berakhir dengan siapa. Karena orang yang ada di akhir cerita ini akan segera pergi ke tempat asalnya. Perempuan yang sedang berlari tergesa gesa diluasnya bandara Kota Milan itu membuatnya merasa gelisah.

Menampilkan wajah khawatirnya karena aku telat setengah jam untuk menemui Kasa yang akan berangkat. Iya, perempuan itu aku. Aku, Aileen.

Berlarian sambil membawa ponselku kemanapun aku lari. Sesekali aku menelfon orang yang sedang menjadi tujuanku sekarang. Dan berakhir dengan suara operator yang sedari tadi mengisi telingaku.

"Did you leave for London?" tanyaku kepada security yang ada di depan ruang tunggu.

"Already, one hour ago," jawabnya. Dan sukses membuatku lelah seketika.

Lihat selengkapnya