Sajak Derai Ombak

Bernika Irnadianis Ifada
Chapter #31

Epilog - Sajak Derai Ombak

Ada dua hal yang belum aku ketahui direncana kamu. Ingin dijadikan my girlfriend atau my wife?

***

Hari ini, hari keduaku dan Kasa tiba di Kota Bandar Lampung. Awalnya, Kasa ingin mengajakku ke Kota London. Tapi, tidak dibolehkan oleh ibuku.

Kasa mengajakku ke pantai. Katanya, pantai tempat yang paling damai untuk berduaan. "Sa, aku ada hadiah buat kamu. Tapi, nanti saja kalau kita sudah sampai di pantainya, oke?"

"Aku juga ada hadiah buat kamu," ucapnya lalu membelokkan mobilnya ke arah jalan raya.

Hari ini, awan awan bewarna putih ikut ikutan bergerombol menjadi satu. Orang orangnya selalu saja meminta untuk saling cepat dan cepat. Ingin lebih terdahulu.

"Kata kamu, pantai tempat yang paling damai buat berduaan, alasannya apa? Padahal 'kan pantai banyak orang barunya," kataku sambil menatap Kasa yang tengah mengeratkan genggaman tanganku dengan tangannya.

"Nggak tahu. Intinya berduaan di pantai itu enak saja," Kasa mengecup tanganku yang tengah ia genggam.

Aku terkekeh, lalu meletakkan kepalaku ke lengannya. "Nggak tahu saja, intinya enak banget kalau kaya gini."

"Aku bahagia banget punya kamu, Ai."

"Kenapa?"

Dia hanya diam saja sambil tersenyum ke arahku. Tiba tiba tangannya mengelus rambutku pelan. Rasanya bahagiaku kali ini bukan bahagia yang pura pura. Aku benar benar bahagia saat ini. Kasa mencintaiku begitu tulusnya. Dan aku janji, tidak akan menyia nyiakannya.

Mobilnya sudah terparkir di parkiran yang ada di pantai. Kita berjalan di atas pasir putih tanpa alas kaki. Bergandengan tangan sambil menyusuri sisi sisi pantai. Ombaknya mengenai kakiku juga kaki Kasa.

Tiba tiba Kasa melepaskan tangannya yang sedang ku genggam, lalu ia berpindah memeluk pinggangku dari samping. "Takut kehilangan aku, ya?" ledekku lalu menoel hidungnya.

"Berani ya ternyata?"

"Tangkap aku kalau bisa!" aku berlari duluan meninggalkan Kasa. Ia hanya tersenyum lalu mengejarku. Aku berlari ke pinggiran pantai. Sampai sampai kakiku tenggelam diair pantainya.

Aku menengok ke arah belakang. Ternyata Kasa sudah dibelakangku dan itu sangat dekat. Tanpa aba aba, aku langsung lari dengan kecepatan kilatku. Air pantainya menyiprat mengenai sebagian tubuhku.

"Hahaha," aku tertawa saat Kasa sudah memelukku dari belakang dan menggelitiki perutku.

"Kasa sudah, ih geli. Hahaha," Kasa membalikan badanku. Sehingga, badanku dan badannya berhadap hadapan. Ia menuntun tanganku hingga tanganku bertengger manis dikedua pundaknya. Sedangkan, Kasa memeluk pinganggku.

"Mau kasih kejutan apa," ia bertanya.

"Ada, tapi ditas."

Lihat selengkapnya