Seorang gadis terbaring lemas di atas aspal yang basah. Ia tampak tak mampu menggerakkan tubuh kecilnya sama sekali. Perlahan gerimis turun lagi, membasahi semua yang ada termasuk tubuh gadis itu. Tetesan air mengenai luka terbuka di kulit membuatnya terbangun. Rasa perih itu memaksa ia membuka matanya.
Tak ada yang bisa ia lihat selain langit malam yang buram dan bayangan pepohonan di atasnya. Angin dingin yang bertiup menggoyangkan ranting-ranting pohon dan menjatuhkan sisa-sisa air hujan dari daunnya. Guyuran air itu bagai peluru yang membekukan tubuh si gadis. Tubuhnya menggigil, bibirnya bergetar hingga mengeluarkan suara gemertak dari gigi-giginya.
Di tengah keheningan malam samar-samar ia melihat siluet seorang pria yang mondar mandir diikuti suara berbisik yang tak bisa ia dengar dengan jelas. Rasa kantuk datang bersamaan dengan tiupan angin hangat yang lembut membuat gadis itu mulai menutup matanya kembali. Tak lama setelah itu, ia merasakan sebuah tangan membelai rambutnya.
"I—Ibu.." rintih si gadis.
"Hm.. Tenanglah kau pasti akan aman, anak baik."
Angin hangat bertiup kembali, namun kali ini lebih kencang hingga menghilangkan seluruh rasa dingin dari tubuhnya. Ia merasa tubuhnya telah terangkat dari tanah dan terbang bebas. Bersamaan dengan itu ia juga merasakan ketenangan luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Gadis kecil itu tersenyum bahagia sebelum akhirnya tertidur kembali.
***