The Perpetual Chronicle: Fusion-Aleph

Faristama Aldrich
Chapter #13

Misi Pertama: Revaria (1)

Admaspheria, Ahad 3 Juli 2050

 

Waktu sudah menunjukkan 01.20 waktu setempat, tetapi tidak ada sedikit pun kantuk yang menghinggapi raga. Tampaknya raga ini makin sulit terlelap setelah mendengar bahwa masih ada rakyatku yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan.

Setelah semuanya selesai, Tarhan dan Farid tidak akan mengingat apa pun tentang misi penyelamatan ini. Mereka hanya ingat ada utusan rahasia dari Sumba yang melakukan ini di belakang mereka dengan otorisasi itu.

Setidaknya itu adalah program yang kutulis di penetral ingat ini. Aluna mengatakan namanya adalah Resersa. Peranti ini bisa menambah, mengurangi, bahkan memodifikasi ingatan melalui pemrograman kuantum.

Niatanku sejak awal adalah merangkul kembali Thura dan menghapuskan seluruh ingatannya tentang kejahatan yang dilakukan. Namun, setelah melihat apa yang terjadi kepada para tawanan, aku mengurungkan niat tersebut.

Aku bisa menguasai segalanya dengan peranti ini. Bahkan aku bisa menyusup ke tempat musuh dan menghapus ingatan mereka seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bahkan aku bisa mengaktifkan mode kendali penuh kepada seseorang, benar-benar mengerikan.

Senyum tipis terkembang saat ini ingin meriset keampuhan peranti ini. Sejurus, aku mulai menulis lagi beberapa sintaksis untuk diuji kepada Tarhan, Farid, dan seluruh pasukan Ventus Imperias Grandehug yang berada di sini sebelum menggunakannya ke masyarakat.

Pagi datang begitu cepat, ternyata eksperimen yang kuinisiasi berhasil. Berarti, aku bisa menggunakan pemrograman ini untuk mengalihkan seluruh ingatan mereka ke peladen rangka utama dalam bentuk qubit kompleks dan akan menjadi ingatan keturunan Anandta.

“Selamat pagi, Yang Mulia,” sapa Tarhan lalu memberikan hormat. “Kami sudah melakukan pemisahan seperti yang engkau perintahkan.”

Aku mengangguk. “Baiklah, aku menjadwalkan hari ini untuk mengisi kegiatan di sekolah hingga jam dua belas siang. Setelah itu, aku akan membuka kuliah umum bagi seluruh masyarakat di sini.”

“Siap, perintah!” Tarhan memberikan hormat dan berjalan meninggalkan ruangan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.40, sarapan juga sudah tersaji di meja makan saat aku keluar dari kamar. Setelah aku menyelesaikan santapan pagi ini, raga langsung diarahkan menuju ke bangunan sekolah yang terdapat tidak jauh dari pusat komando.

Gedung ini cukup layak, ada 12 kelas dengan 4 kelas untuk masing-masing tingkatan. Pemerintah juga sudah memberikan fasilitas berupa komputer tablet dan juga buku digital yang terlihat aktif digunakan.

“Tarhan, aku sudah berkoordinasi dengan Farid tentang Gralest yang akan menghalau pandangan musuh ke dalam. Aku juga sudah memperoleh data bahwa ada 6 orang mata-mata yang menyusup ke dalam pengungsian.”

“Siap, Yang Mulia,” ujarnya pelan.

“Ayla, itu namaku ketika tidak mengenakan seragam Ventus Imperium.”

Lihat selengkapnya