The Perpetual Chronicle: Fusion-Null

Faristama Aldrich
Chapter #26

Seutas Kejujuran (1)

Rayseans, Senin 27 Agustus 2306

 

Sifku akhirnya dimulai. Aldrich memberikan otorisasi kepada Freia dan Kiara melalui direktur hotel untuk bisa duduk bersama di ruang prioritas skyroof selama jam kerja.

Aku sudah tidak bisa lagi memandang ini semua dengan cara yang sama. Terlebih dengan kenyataan tentang identitas asli Aldrich dan Evelynn yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Sesekali aku bertanya sendiri, apakah memang dunia ini sedang tidak baik-baik saja hingga mereka langsung berada di masyarakat?

Aku berusaha untuk melewati hari ini dengan cara yang biasa. Namun, makin aku berusaha untuk tidak memikirkan ini, imaji tentang bagaimana angkuhnya Annastasia menolak seorang Aldrich Anandta membuatku begitu gusar.

Mengapa aku terus memikirkan ini?

Padahal aku bukanlah siapa pun bagi mereka.

Hari ini tidak seramai biasanya. Hujan yang masih saja setia mengguyur Rayseans makin menambah syahdunya hati ini. Pukul 22.00 akhirnya tiba, sesampainya di ruang karyawan aku bergegas mengganti pakaian dan menuju ke skyroof untuk menemui kedua gadis itu.

Mereka begitu akrab berdua, tawa dan canda dari kedua gadis itu seolah menjadi obat penenang bagi gusarnya hati. Namun, hal ini makin membuatku bimbang; apakah harus mengikuti kata hati untuk bersama Freia atau menjalani takdir yang diisyaratkan semesta bersama Kiara? Kedua gadis itu menatap dengan air wajah yang berbeda saat aku duduk di seberang.

“Apakah segalanya lancar, Adrian?” tanya Freia seraya menuangkan teh panas ke dalam cangkir yang ada di depanku.

“Tentu saja, segalanya lancar hari ini. Terlebih pesanan tidak seberapa ramai. Mungkin karena hujan, jadi orang malas bepergian.”

“Kau sudah makan malam?” tanya Kiara lalu memberikan satu piring pasta yang masih ditutup plastik.

Aku menggeleng. “Aku tidak lapar, mungkin karena tadi sore sudah banyak memakan cemilan.”

“Makanlah,” ujar Kiara lalu membuka tutup plastiknya. “Kami memesan satu untukmu tadi.”

Aku tidak tahu, bagaimana wajahku saat ini. Rasanya begitu panas tatkala kedua gadis ini begitu fasih menyediakan makanan dan minuman. Aku melihat Aldrich dan Heivn di sudut lain melalui jendela, mereka tampak tersenyum seraya melambaikan tangan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.15, sementara kami masih berada di kafe ini seraya menikmati langit Rayseans yang secara ajaib cerah malam ini. Konstelasi bintang yang bertebaran di langit seolah menyatakan betapa luasnya alam semesta ini.

Semburat sang Luna yang terlihat menyala walaupun bukan dalam kondisi purnama seolah memberikan limpahan lumens begitu indah ke kota ini. Seraya suapan demi suapan dinikmati dari pasta yang sudah agak dingin ini, aku terus saja memandang keduanya.

Semesta benar-benar menitipkan keindahan yang terlukis sempurna di raga mereka. Aku tidak memungkirinya, Freia adalah gadis yang sempurna. Aku tidak pernah benar-benar memperhatikannya karena segalanya sudah ditutup oleh rasa cinta kepada Kiara.

Akan tetapi, segalanya mulai terungkap. Aku merasa nyaman berada di dekat gadis itu. Setidaknya itu yang terjadi setelah hampir satu pekan kami tinggal bersama. Aku pasti akan merindukan saat-saat itu.

“Ka-kau tahu,” ujar Freia dengan wajah begitu merah. “Aku mendapatkan izin dari Kepala Sekolah untuk tinggal lebih lama di apartemenmu.”

Sejenak mataku mendadak buram bersama dengan sesaknya dada mendengar ucapan gadis itu. Aku tahu, semua ini pasti ulah Aldrich. Tidak akan ada seorang pun yang bisa menolak perintahnya. Apa yang sebenarnya ia inginkan dengan menempatkan Freia di perimeterku?

Malam ini dihabiskan dengan perbincangan hangat antara kami bertiga. Aku makin tidak mampu membaca situasi yang kini bertambah rumit. Kiara dan Freia tampak tidak salah berseteru satu dengan lainnya.

Saat masa menunjukkan pukul 23.00, aku memutuskan untuk mengantarkan Kiara pulang terlebih dahulu baru kembali ke apartemen. Freia setuju dengan itu, ia bahkan berniat untuk bermalam di apartemen Kiara.

Aku memimpin langkah menuju Stasiun Trafandale untuk mengambil kereta langsung ke Stasiun Authepile. Aku tahu, mereka termasuk personel militer. Bahkan, Kiara adalah Kapten Ventus Imperias Infinetas aktif. Akan tetapi, sebagai seorang laki-laki sudah sepantasnya aku mengantarkan mereka hingga depan Halenair.

Lihat selengkapnya