The Perpetual Chronicle: Fusion-Null

Faristama Aldrich
Chapter #28

Seutas Kejujuran (3)

Rayseans, 28 Agustus 2306


Aku sedikit terperanjat ketika harum vanili menerjang indra sebelum gadis berambut perak itu tiba-tiba berada di sini dengan seragam Tytener Corsa. Evelynn Anandta, masih dengan tingkah yang serampangan berbaur dengan kami.

“Hei, Annastasia mencari kakakmu,” ujar Freia ketus. “Lagi pula, mengapa kau mengenakan seragam Tytener?

Aku sedikit terhentak mendengar ucapan Freia kepada Evelynn. Ia memang tidak tahu apa pun tentang gadis ini karena saat kemarin kami menghabiskan waktu di Hotel Riviera, Freia tampak menghindar dari Evelynn.

“Kakakku? Sayangnya aku tidak memiliki kakak.”

“Lantas, siapa lelaki berambut perak itu?” tanyanya masih ketus.

Ia tersenyum tipis mengetahui bahwa gadis yang saat ini berada di sebelahku masih saja begitu protektif. Aku tidak tahu, apa yang membuatnya seperti ini, tetapi aku juga tidak berani menyimpulkan perasaan apa yang tersirat di balik mata cokelatnya.

“Dia adikku, Naina,” ujarnya seraya menatap Freia.

Ia terhentak dengan wajah memerah. Evelynn sama seperti Aldrich, selalu datang dengan kejutan-kejutan kecil yang cukup membuat lawan bicara terhentak. Tidak heran, mereka adalah pemimpin bangsa ini. Naina pasti adalah nama kecil Freia, karena gadis ini masih dalam kondisi halt-state setelah Evelynn memanggilnya seperti itu.

“Da-dari mana kau tahu panggilan itu?” tanya Freia dengan wajah tidak percaya.

Evelynn menggeleng. “Hanya kebetulan, mungkin.”

“Si-siapa sebenarnya dirimu?” tanyanya dengan tatapan nanar. “Kau tahu pangkatku di Ventus Reginae, bahkan kau tahu nama kecilku.”

“Aku bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang berkelana,” ujarnya lalu tertawa kecil.

“Aku tidak bercanda!” bentak Freia.

“Aku sedang tidak bercanda, Naina,” jawab gadis itu tenang.

“Hei, sudahlah. Mari kita habiskan makan siang sebelum waktu istirahat selesai,” timpalku lalu menatap Freia.

Aku tahu, Freia begitu tidak nyaman dengan kehadiran Evelynn. Namun, aku juga tidak mampu berbuat apa pun. Pasti ada alasan kuat mengapa gadis ini saat ini berada di hadapan. Namun, aku sudah menduga, ini semua ada hubungannya dengan apa yang Annastasia lakukan pagi ini.

Evelynn terus menggoda Freia. Ia sering melontarkan candaan yang membuat gadis sekaliber Freia bisa terdiam. Sungguh, melihat dalam kondisi seperti ini membuatnya makin nirmala. Aku baru menyadari segala keindahan itu ketika aku benar-benar memandang Freia sebagai seorang perempuan.

Saat jam istirahat berakhir, aku dan Freia langsung meninggalkan taman ini. Sementara Evelynn tampak masih betah berada di sana. Bahkan ia melambaikan tangan dari kejauhan ketika kami melihatnya dari atas.

“Adrian,” panggil Freia tepat sebelum ragai ini masuk ke kelas. “Ada hubungan apa dirimu dengannya?”

Lihat selengkapnya