Rayseans, Rabu 29 Agustus 2306
“Adrian,” panggil suara itu lembut.
Suara itu adalah milik Freia. Tatkala mata ini terbuka, aku ternyata berada di sebuah ruangan yang tidak dikenal. Namun, setidaknya aku bisa mengendus aroma tubuh Freia yang tadi tidak ada.
“A-apa yang sebenarnya terjadi?” tanyaku seraya menegakkan tubuh.
“Kau masuk ke simulasi, sudah mencapai level 3.”
Evelynn, gadis itu tampak mengetik di komputer jinjing seraya menatapku. Aku menatap ke arah gadis yang saat ini mengenakan seragam putih dengan enam bintang berwarna rose gold di pundaknya.
Sungguh aku terpana menatap Evelynn saat mengenakan pakaian itu. Terlihat begitu anggun, berwibawa, dan juga membuatnya tambah nirmala.
Secepat kilat aku melihat ke pergelangan tangan Freia, masih ada satu batang berwarna perak. Itu berarti pangkatnya masih Sersan Dua, seperti apa yang dikatakan Evelynn.
Dari kejauhan, aku melihat ada Kiara yang juga mengenakan seragam Ventus Imperias Infinetas berwarna biru tua. Sungguh mereka bertiga terlihat beigtu ksatria dengan apa yang melekat di tubuhnya.
“A-apa yang sebenarnya terjadi?”
Evelynn lalu mengalihkan pandangannya. “Kau barusan masuk ke simulasi, tetapi baru sampai level 3.”
“Bi-bisa kau jelaskan, dari mana aku bisa melampaui ketiga level itu?”
Evelynn lalu duduk di sebelahku. “Pertama, kau memiliki keteguhan hati atas perkataanmu sendiri. Sebagai prajurit, hal paling dasar adalah mengetahui dan mengafirmasi apa yang ada di dalam hati.
“Kedua saat kau bersikeras untuk tetap mengikuti kata-kata hatimu, meskipun kau sudah tahu konsekuensi apa yang akan kau hadapi apabila segalanya dijalani. Itu adalah merupakan hal dasar dalam mengakui dan mempercayai diri sendiri.
“Terakhir saat kau mempercayai intuisimu, bahwa sosok yang berada di sana bukanlah orang yang kau kenal. Kegagalanmu adalah tidak mampu mengambil keputusan untuk segera menembak saat kau sudah tahu bahwa siapa pun yang berada di simulasi adalah bukan sungguhan.”
Aku yakin, semua orang yang berada di sini bukanlah citra simulasi. Harum vanili yang begitu memabukkan lagi-lagi terendus indra dengan begitu santer. Ia adalah gadis pemilik pangkat BELLATRIX yang sesungguhnya.
“Syukurlah, kupikir ini masih sama seperti itu,” ujarku lalu menatap Kiara.
“Pada percobaan pertama, rata-rata calon prajurit bahkan gagal pada level 1.” Evelynn lalu menutup komputer jinjing dan memimpin langkah menuju pintu apartemen.
Tak lama aku bisa melihat sesosok gadis berambut pirang mengenakan seragam Ventus Imperias Grandehug. Pangkatnya adalah satu bintang kompas, berarti ia adalah REGULUS. Itu berarti, gadis itu adalah Panglima Ventus Imperias Grandehug.
“Selamat datang, Theia.”