The Perpetual Chronicle: Fusion-Null

Faristama Aldrich
Chapter #35

Ilusi (2)

Rayseans, Rabu 28 Agustus 2306


Ia menatap nanar. “Sesungguhnya, aku tidak ingin kau mengetahui nama keluargaku. Namun, Corsa Praeses sudah membuka identitasku. Aku tidak bisa mengatakan apa pun lagi kini. Sekarang rasa itu sudah makin tidak terbendung untukmu.”

Lagi-lagi, segenap frasa yang terlontar dari lisan Freia membungkam seluruh alunan imaji yang menggelora di kepala. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana mungkin kaum kelas atas seperti Keluarga Roem akhirnya bisa menerimaku?

Kedua orang tuaku adalah pegawai biasa di Remeron. Mereka bahkan bukan pegawai SEMESTA sejak awal. Ayah hanya merupakan buruh pabrik pengolahan ikan di pesisir Remeron. Sementara Ibu hanyalah mengurus rumah tangga. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, aku tidak ingin membebani keluarga dengan bersekolah di sana.

Percaya diri dengan kemampuan akademis yang dimiliki, aku akhirnya mendaftar di Tytener Corsa melalui jalur beasiswa. Beruntung aku lolos, sehingga hanya perlu membayar sumbangan pokok pendidikan tiap tahun; yang akhirnya hilang karena Tytener Corsa sudah dimiliki SEMESTA.

“Tetapi, bagaimana kedua orang tuamu bisa menerimaku? Aku hanyalah laki-laki biasa, bukan dari keluarga terpandang.”

Ia tersenyum. “Seharusnya kami malu dengan menganggap bahwa kami adalah keluarga terpandang. Kau lihat bagaimana Aldrich dan Evelynn nyaman hidup seperti ini?”

Freia benar, aku tidak melihat ada kesenjangan apabila berbicara tentang dua orang tersebut. Mereka tampak begitu nyaman berbaur dengan masyarakat tanpa memosisikan diri sebagai petinggi negeri ini.

“Kau benar, mereka bahkan begitu nyaman melakukan itu semua.”

“Andai semua orang memiliki pandangan seperti itu, mungkin segala sesuatu di dunia ini akan lebih indah. Tidak ada pengelompokan strata sosial lagi di antara kita.”

“Bukankah memang begitu? Di Admaspheria, semua orang dianggap setara?” tanyaku tidak percaya.

Ia mengangguk. “Kalau kau mengatakan itu kepada penduduk asli Admaspheria yang merupakan negara Asia Tenggara, Australia, dan Oseania adalah benar. Namun, tidak dengan mereka eksodus dari Eropa, yang masih menjunjung konsep feodalisme.”

Memang pernah ada yang mengatakan, beberapa pendatang dari Benua Eropa menginginkan adanya pembagian kasta sosial berdasarkan gelar kebangsawanan untuk tiap tingkatan masyarakat.

Akan tetapi, segala bentuk masukan itu tidak pernah tembus pada tingkat legislatif. Para petinggi negara yang memegang pemerintahan dan disebut sebagai Ventus Alpha tidak pernah mengabulkan permohonan itu. Karena Admaspheria dibangun atas dasar kesetaraan di antara masyarakat.

Pemerintah sendiri sudah membuka cara kepada mereka untuk bisa mengubah negara dengan bergabung ke Ventus Imperias Infinetas. Akan tetapi, tidak banyak orang dari Eropa mau berkontribusi dengan menjalani pendidikan militer terlebih dahulu.

Berbicara Ventus Alpha, pucuk pemerintahan itu terdiri dari 13 orang yaitu; Presiden Admaspheria, 4 Kepala Lembaga Tinggi Negara, dan 8 Komisaris Dewan Tinggi Negara. Tugas mereka adalah menjalankan pemerintahan, membuat undang-undang, penegakan hukum, dan juga pengawasan. Ventus Alpha merupakan 13 orang yang memiliki pangkat sama, PRAESES. Namun, hanya Presiden Admapsheria yang berhak atas keputusan eksekutif.

“Beruntung negara ini selalu menjunjung tinggi kesetaraan hak, andai mereka menginginkan hal tersebut, tentu saja mudah bagi IMPERATRIX untuk melaksanakannya.

“Namun, kita bisa lihat sendiri, bagaimana kedua anaknya malah bersikap begitu sederhana,” ujarku seraya menatap Freia yang masih saja menunjukkan wajah yang merah.

Lihat selengkapnya