Klamart, Sabtu 2 September 2306
Memang benar, Aldrich memberikan kami akses untuk tidur di kamar griya tawang. Akan tetapi, aku ingin berada satu kamar dengan Freia. Bukan karena hati ini tidak ingin, tetapi ada Undang-Undang yang mengatur ini semua. Aku memilih berada di sofa lobi untuk beristirahat. Kebetulan mereka mengizinkan hal itu.
Tatkala sinaran sang Sol mulai menelusup di jendela lobi, aku mulai terjaga dan kembali ke griya tawang. Freia tampak masih tenggelam dalam lelapnya. Sejenak aku berpikir untuk memasakkan sarapan, meskipun hotel sudah menyediakan prasmanan tiap pagi.
Griya tawang ini cukup besar, kemewahannya jangan ditanya. Mereka menyediakan dapur dan sepen yang terisi bahan makanan segar. Sejurus aku memulai untuk membuatkan sarapan untuk gadis yang telah banyak mengubah hidupku sejak pertama kali berada di Rayseans.
Namun, aku terlalu naif dengan menjaga perasaan kepada Kiara. Sungguh, walaupun aku sudah tahu bahwa cintaku tidak akan bisa dibalas olehnya, tetapi hati ini tetap saja tidak bisa terima dengan semua.
Saat sarapan ini selesai dihidangkan, Freia masih tenggelam dalam lelapnya. Saat langkah ini hendak terpimpin ke luar, gadis itu memanggil dengan suara parau. Ia tidak percaya bahwa semalam aku benar-benar keluar untuk tidur di lobi.
“Sekarang mandilah dan sarapan, ada tugas besar menanti kita hari ini,” kataku seraya mengusap pelan kepalanya.
Ia menegakkan tubuh sejenak sebelum beranjak ke kamar mandi besar yang berada tidak jauh dari perimeter. Untuk menghormati privasinya, aku kembali memimpin langkah ke luar kamar.
Posisi kamar mandi yang terekspose dari tempatku duduk sungguh membuat hati tidak nyaman. Memang benar, saat ini aku berada dalam perintah Aldrich. Namun, bersama dalam satu kamar dengan Freia adalah hal yang melanggar undang-undang.
“Adrian,” panggil suara itu, aku sedikit terperanjat melihat seseorang yang seharusnya tidak di sini.
“Alexa? Kau mengenakan seragam Ventus Imperium?”
Ia mengangguk. “SIRIUS memintaku bergabung semalam, bahkan hingga menjemputku ke apartemen.”
Aldrich hingga rela menjemput Alexandra ke apartemen, manuver apalagi yang lelaki itu inginkan? Apakah ia masih belum puas dengan semua gadis cantik yang mengelilinginya?
“Apa yang ia janjikan kepadamu?” tanyaku setelah menghela napas.
Ia menggeleng. “Aldrich tidak menjanjikan apa pun. Aku justru yang memintanya untuk menjadi bagian di acara ini.”
Sejenak aku melihat ke bahu gadis ini, ada tiga balok emas tersemat di sana. Berarti ia adalah Letnan di Ventus Imperium Sigma.
“Letnan Ranffer,” kataku lalu memberikan hormat.
“Kopral Dua Rigera,” ucapnya dan membalas hormat.
“Kau ke sini untuk menjemputku dan Freia?”
Ia mengangguk. “Yang Mulia SIRIUS memintaku untuk menjadi kepala operasional senjata taktis untuk KKA Eandroughen.”
“KKA Eandroughen? Apa itu?” tanyaku keheranan.
“Kapal selam propulsi kuantum yang akan menjadi pusat kegiatan kita selama acara berlangsung.”