The Pieces of Memories

Moon Satellite
Chapter #12

SEBELAS

Ruangan 5 x 7 m² terlihat lenggang, hawa dingin karena AC membuat bulu kuduk Ileana semakin meremang, sejak pertama kakinya melangkah memasuki bangunan bergaya vintage dan matanya yang tak sengaja menangkap symbol yang terukir di pintu masuk juga di beberapa sudut di dalam bangunan, tubuhnya sudah menegang karena tahu tempat apa yang sedang ia datangi. Bangunan yang di dalamnya berisi deretan baju-baju cantik dipajang melekat indah di tubuh manekin dan beberapa berjajar rapi di lemari kaca, rancangan designer ternama idola Ileana sejak dulu. Bahkan bisa dibilang Ileana terjun ke dunia fashion dan tertarik menjadi seorang designer karena orang itu juga dan sekarang gadis yang bahkan tidak pernah tahu bagaimana wajah asli_karena selama ini hanya dapat melihat dari majalah_dari idolanya bisa mendapat kesempatan yang sangat langka baginya bisa datang ke butik dan bertemu dengan idolanya tepat di depan matanya.

Wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik dan elegan walau ada beberapa kerut yang menghiasi wajahnya, rambut sebahunya ditata sedemikian rapi terkesan lebih kasual tapi juga tidak terkesan terlalu muda untuk usianya. Wajahnya terpoles make up tipis, kulitnya yang putih terlihat kemerahan karena perona pipi. Senyumnya yang mengembang, menampilkan deretan gigi putih yang selalu rutin dirawat.

Peep toe pupm yang dikenakan terdengar mengetuk-ngetuk lantai beralas vinyl, langkahnya terlihat tergesa entah bersemangat atau memang seperti itu gayanya, menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Ileana yang masih membeku, sepertinya gadis muda itu lupa berhapas juga. Bagaimana tidak lupa bernapas idola yang selama ini menjadi inspirasinya duduk bersebelahan dengan dirinya bahkan Ileana bisa merasakan paha mereka saling bersentuhan.

“Cantik pacar kamu Niel,” seruan itu langsung mengembalikan kesadaran Ileana yang tadi sempat berkeliaran.

Daniel yang tadi berniat untuk mengenalkan Ileana sebagai temannya sekarang terlihat gelagapan, bahkan ia tak jadi duduk dan kembali berdiri dengan padangan terkejut menatap wanita paruh baya yang sekarang malah terlihat begitu bangga. Keterkejutan juga menimpa Ileana, ia sama sekali tidak menyangka moment pertama ia bertemu dengan idolanya malah disangka kekasih atasannya, beberapa kali matanya mengerjap hanya untuk memastikan apa yang berada di depan matanya benar adanya, matanya bertukar pandang antara Daniel, Leo, kemudian berakhir ke wanita setengah baya di sampingnya.

“Tante, dia partner kerja aku,” suara Daniel terdengar melengking karena saking terkejutnya dan takutnya Sarah akan semakin berpikir yang tidak-tidak dan membuat Ileana tidak nyaman.

Sarah Denallie, orang yang membuat keadaan jadi canggung yang dengan seenaknya menyimpulkan hubungan antara Daniel dan Ileana, bukannya merasa bersalah Sarah malah melirik Daniel dengan tatapan dan senyuman jail, “Tante kira dia pacar kamu, cewek yang sering kamu ceritain ke kakak.”

“Tante!!”

“Mama!!” seru mereka bersamaan langsung mengundang gelak tawa Sarah, keadaan Ileana saat ini sangat tidak bisa dijelaskan ia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa, bahkan yang terpikirkan saat ini ia ingin segera pulang dan bersembunyi di balik selimut. Tak peduli jika ia melewatkan kesempatan bertemu dengan idolanya.

“Oke oke, tante nggak akan goda lagi,” kini Sarah beralih kembali ke Ileana setelah memastikan Daniel duduk di tempatnya.

“Maaf ya, tante kira kamu pacarnya Daniel. Soalnya dia jarang banget bawa temen ceweknya ke sini, sampai ada rumor kalo dia itu nggak suka perempuan. Oh iya siapa namamu?”

Ileana yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya yang menyuruhnya untuk cepat-cepat pergi dari tempat ini, terkejut mendengar pertanyaan Sarah. Ia menoleh cepat dan wajah berseri Sarah langsung menyambutnya, membuat jantung yang tadinya sudah berdetak normal kembali terpacu lagi, kekuatan idola memang tidak pernah diragukan. Telapak tangannya sudah berkeringat dingin, Ileana terlihat membersihkan tenggorokannya karena takut suaranya akan tercekat jika ia tidak membersihkannya.

“Nama saya Ileana, mrs. Sarah bisa memanggil saya Ile. Maaf jika saat ini saya mengenakan pakaian yang kurang pantas saat bertemu Anda, jika Anda merasa kurang nyaman orang yang bisa Anda salahkan adalah dia,” Ileana berhasil menguasai tubuhnya dan memperkenalkan dirinya dengan sangat baik diakhiri dengan telunjukkan yang menunjuk sopan ke arah Daniel.

Suara tawa terdengar, Sarah merasa terhibur dengan interaksi Daniel dan Ileana walaupun mereka bukan sepasang kekasih tapi menurut pandangan Sarah mereka lebih dari sekedar partner kerja, “Kamu bisa panggil tante, jangan terlalu formal kita tidak sedang dalam pertemuan bisnis bukan?” Ileana tersenyum tipis tapi jauh di dalam hatinya ia menari karena bahagia, bagaimana tidak bahagia ia diizinkan untuk berbicara santai dengan seorang designer terkenal sekelas Sarah Denallie, dipertemuan pertama mereka.

Lihat selengkapnya